PKL Dilarang Berjualan di Stadion Kanjuruhan, Hanya Dibatasi 10 Kios Khusus Merchandise Klub

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Malang - Proses renovasi Stadion Kanjuruhan segera dimulai. Diperkirakan mulai pengerjaan renovasi berlangsung pada Agustus 2023 mendatang. 

Dalam proses renovasi ini ternyata ada beberapa kebijakan hingga penataan stadion yang berubah. Di antaranya para pedagang kaki lima (PKL) kini tidak boleh berjualan lagi di kawasa stadion. 

Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Wahyu Hidayat. Ia menyebutkan kebijakan ini sesuai dengan standar FIFA.

"Dari standar FIFA tidak boleh (PKL), hanya ada tenant itu pun jumlahnya tidak boleh lebih dari 10 tenant," kata Wahyu. 

Bahkan tenant hanya diperbolehkan menjual merchandise. Dan tidak boleh ada penjual lainnya. 

Baca juga: 35 Personel Polres Lumajang Naik Pangkat, Kapolres Ingatkan Tanggung Jawab

Menurut Wahyu jika tenant tidak menjual merchandise dikawatirkan akan menyediakan minuman keras.

"PKL itu memang harus di luar, karena dikawarirkan PKL menjual miras. Itulah mengapa PKL harus disterilkan," ucapnya. 

Kata Wahyu, sesuai dari arahan Bupati Malang nantinya para PKL akan direlokasi ke tempat tersendiri.

"Itu akan kita rapatkan sendiri untuk relokasinya di mana. Karena ada lahan pemda juga di sebelah timur (stadion)," katanya. 

Kurang lebih di Stadion Kanjuruhan terdapat 54 PKL. Saat ini pemerintah Kabupaten Malang tengah melakukan pendekatan untuk pemindahan para PKL. 

"Mereka kan kontrak di situ, jadi mereka sudah tahu tidak selamanya di situ (stadion). Pasti ada waktu yang dibatasi," sebutnya. 

Secara terpisah, Rofik, PKL yang menjual mebel di rukoa Stadion Kanjuruhan mengaku belum mengetahui terkait kebijakan tersebut. 

Baca juga: MALAM Ini di Indosiar! Link Live Streaming TV Persija Vs PSM Makassar di Liga 1 2023/2024

Namun, Rofik siap kapanpun saja bilamana harua dipindahkan atau direlokasi. 

"Kalau dipindah sementara tidak apa-apa, misal dipindah ke mana semuanya satu grup, setelah selesai nanti kembali lagi," ujar Rofik. 

Terkait PKL yang tidak boleh berjualan lagi di kawasan Stadion Kanjuruhan, Rofik belum mengetahuinya. 

"Belum ada info kalau PKL tidak boleh jualan lagi, kalau renovasi sudah dapat info tapi tanggal berapa belum tahu," paparnya. 

Namun, jika suatu saat hal tersebut benar terjadi ia harus mencari kontrakan lagi di luar stadion. Atau mau tidak mau ia harus kehilangan pekerjaan satu-satunya.

Menurutnya kontrakan di luar lebih mahal jika dibandingkan di stadion. Di mana per tahunnya ia dikenakan biaya sewa sebesar Rp 8,5 juta. 

"Nanti saya nggak bekerja lagi (Jika PKL dilarang berjukan di stadion), cari kontrakan di luar juga mahal," tambahnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Lu'lu'ul Isnainiyah/TribunJatimTimur.com)