Kasus Bullying

VIRAL Video Siswa SD di Lampung Jadi Korban Bullying, Dimaki Hingga Kepala Dipukul Berulang Kali

Viral di media sosial video siswa SD di Lampung jadi korban bullying. Korban dimaki hingga kepala dipukul oleh kakak kelas.

Editor: Luky Setiyawan
Tangkapan layar
Viral di media sosial video siswa SD di Lampung jadi korban bullying. Korban dimaki hingga kepala dipukul oleh kakak kelas. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Viral di media sosial video siswa SD di Kabupaten Pesawaran, Lampung jadi korban bullying.

Korban dimaki hingga kepala dipukul berkali-kali oleh pelaku, yang diketahui merupakan kakak kelasnya.

VIdeo siswa SD di Lampung jadi korban bullying itu viral usai beredar di sejumlah media sosial, termasuk Twitter atau X.

Pada awal rekaman terlihat korban yang sedang duduk di kelas dikelilingi sejumlah kakak kelasnya.

Baca juga: Politisi Senior yang Juga Mantan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko Meninggal Dunia di Semarang

Kepala korban tampak ditoyor berulang kali. S ketika itu hanya bisa tunduk.

"Loe jangan nyalahin gua, jangan nyalangin gua an***g. Loe ngak nyadar loe gimana," kata kakak kelas korban.

S terus mendapat makian dari kakak kelas lainnya.

Mirisnya aksi bullying ini dilakukan saat berada di sekolah.

Bahkan S juga dimaki-maki di depan teman-temannya yang lain.

Informasi aksi bullying tersebut terjadi di sebuah SD negeri di Kecamatan Teluk Pandan, Pesawaran pada Selasa (28/11/2023).

Kronologi Kejadian

Dirangkum dari Tribunpesawaran.com, aksi bullying bermula saat korban tidak masuk selama beberapa hari.

Saat tidak sekolah, S dengan kakak kelasnya saling berkomunikasi lewat aplikasi pesan WhatsApp.

Kedua belah pihak kemudian terjadi salah paham karena sebuah chat.

Buntutnya kakak kelas dibuat geram dan akan memberikan pelajaran saat korban sudah masuk.

Kemudian para pelaku bullying mendatangi kelas korban saat jam istirahat.

Terjadilah aksi perundungan sebagaimana dalam video viral.

Sengaja Disebar ke WA

Kasat Reskrim Polres Pesawaran, AKP Supriyanto mengatakan, korban merupakan kelas V, sedangkan pelakunya duduk di kelas VI.

Ia menyebut, kakak kelas korban sengaja merekam aksi bullying untuk disebarkan ke WhatsApp.

“Karena berawal dari status itu, akhirnya banyak yang mengambil videonya,” kata Supriyanto, dikutip Tribunnews.com dari Tribunpesawaran.com, Kamis (30/11/2023).

Supriyanto menguraikan, ada empat kakak kelas yang mem-bully korban.

Mereka memiliki peran berbeda.

“Jadi ada yang memegang ponsel sambil merekam dan ada yang berkata-kata,” jelasnya.

Sementara itu, Kapolres Pesawaran, AKBP Maya Henny Hitijahubessy akan mendorong penyelesaian masalah ini lewat jalan restorative justice (RJ).

“Artinya diselesaikan di luar pengadilan atau tidak melalui tahapan hukum,” kata dia.

Respons Disdikbud

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pesawaran turut menyoroti kasus bullying ini.

Kabid Pembinaan, Pengembangan dan Ketenagaan P2K, Disdikbud Kabupaten Pesawaran, Pradana Utama akan melakukan evaluasi penggunaan HP di lingkungan sekolah.

Utama menegaskan, pertuntukan HP bagi para siswa pada dasarnya hanya untuk kepentingan belajar.

Bukan disalahgunakan, apalagi dibuat merekam aksi bullying seperti kasus yang menimpa siswi S.

“Jadi, gadget akan digunakan sebagai bahan belajar di sekolah, tidak lebih dari itu,” kata Utama, dikutip dari Tribunpesawaran.com.

Ke depan, lanjut Utama, Disdikbud Kabupaten Pesawaran akan mendorong penggunaan HP lebih ramah dan manfaatnya sebagai media belajar yang efektif saat berada di sekolah

Saat ini tidak semua sekolah melarang murid-muridnya membawa HP ke sekolah.

“Ada sekolah yang memang menggunakan itu, tetapi tidak semuanya,” kata Utama.

Selain Disdikbud, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Pesawaran juga akan turun tangan.

Kepala DP3AKB Meisuri akan memberikan pendampingan kepada korban.

Dirinya khawatir korban trauma dan takut pergi ke sekolah buntut di-bully kakak kelasnya.

Berdasarkan pantauan, S kondisinya saat ini baik.

“Seusai kejadian ini, saya sudah melihat kondisinya, dan keduanya masih dalam keadaan yang baik-baik saja,” kata Meisuri.

Meisuri menambahkan, pihaknya juga akan memberikan sosialisasi ke lembaga pendidikan.

Langkah tersebut diharapkan mampu mencegah aksi bullying untuk tidak terulang kembali.

"Kami juga berkerja sama dengan Unit PPA Polres Pesawaran untuk berjalan bersama untuk menyosialisasikan kepada sekolah maupun pondok pesantren,” jelasnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved