31 Juta Orang Bakal Masuk Jatim saat Mudik Lebaran 2024, Berikut Jalur Akan Diantisipasi

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SURABAYA - Ditlantas Polda Jatim memperkirakan sekitar 31 juta orang bakal melakukan perjalanan mudik menuju Jatim, pada momen Lebaran Idulfitri 2024 atau 1445 Hijriah.

Jumlah tersebut merupakan 16,2 persen dari 196 juta orang yang diprediksi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui survei Badan Kebijakan Tranportasi (BKT) beberapa waktu lalu.

Direktur Ditlantas Polda Jatim Kombes Pol Komarudin memprediksi puncak arus mudik bakal terjadi pada tanggal 5-7 April 2023. 

Apalagi pada tanggal 8 April 2024 memasuki libur cuti bersama, sebelum hari Raya Idulfitri yang jatuh pada 10-11 April 2024.

Pihaknya juga bakal melakukan antisipasi terhadap kedatangan kendaraan pemudik dari arah barat yang akan masuk dari Gerbang Tol Ngawi KM 575.

Termasuk juga, lanjut Komarudin, persimpangan jalan seperti Persimpangan Empat Mengkreng, dan jalur dari arah Banyuwangi yang mengarah ke Pelabuhan Ketapang.

“Termasuk sebarannya ke beberapa daerah exit tol yang menjadi titik perhatian kita,” ujar usai Rapat Koordinasi (Rakor) dengan instansi lintas sektoral jelang Operasi Ketupat Semeru 2024 di Surabaya, Kamis (21/3/2024).

Selain itu, di wilayah ujung Provinsi Jatim, menurut Komarudin, mobilisasi antar pulau juga bakal dipercepat dengan operasionalisasi Pelabuhan Jangkar Situbondo yang memfasilitasi kendaraan truk logistik yang langsung menuju ke Pulau Nusa Tenggara Barat (NTB). Dan juga Dermaga Bulusan Banyuwangi untuk kendaraan roda dua.

“Termasuk juga yang akan masuk dari Pelabuhan Gilimanuk ke Ketapang,” katanya.

Setelah puncak arus mudik, potensi peningkatan mobilisasi masyarakat selanjutnya yang bakal terjadi adalah mobilisasi masyarakat menuju ke destinasi wisata.

Komarudin memprediksi puncak peningkatan jumlah kendaraan menuju ke tempat wisata bakal terjadi pada H+2 Lebaran Idulfitri, yakni pada tanggal 12-13 April 2024. 

Ruas jalan yang terhubung dengan persimpangan Singosari dan Pandaan, bakal diberikan perhatian secara khusus. 

Pihaknya bakal mempersiapkan segala sesuatunya agar jalur masuk-keluar destinasi wisata di masing-masing daerah, tidak terjadi stuck, meskipun terjadi lonjakan wisatawan.

“Artinya akses-akses menuju ke jalur wisata akan kami siapkan,” jelasnya.

Terpenting, menurut Komarudin, perlu adanya koordinasi yang baik antara pihak pengelola wisata, dengan stakeholder terkait, termasuk satuan lalu lintas di masing-masing polres.