Berita Banyuwangi
Upaya Pandai Besi Banyuwangi Bersaing dengan Produk Pabrikan dengan Menjaga Kualitas
Dengan kualitas yang terus terjaga secara turun temurun, mereka masih menerima banyak pesanan.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Banyuwangi - Para pandai besi di desa-desa Banyuwangi terus bertahan di tengah gempuran produk pabrikan peralatan dapur dan pertanian yang beredar di pasaran. Dengan kualitas yang terus terjaga secara turun temurun, mereka masih menerima banyak pesanan bahkan hingga ke berbagai provinsi.
Di desa-desa Banyuwangi terdapat banyak sentra pandai besi. Di antaranya di Desa Kabat Kecamatan Kabat, Desa Yosomulyo Kecamatan Gambiran, Desa Bulurejo Kecamatan Purwoharjo, Desa Lemahbangkulon Kecamatan Singojuruh, Desa Sumberbaru Kecamatan Singojuruh.
Baca juga: Kampung Anak Jalanan di Gresik, Pertama Kalinya Gelar Salat Idul Adha dan Potong Hewan Kurban
Mereka bertahan dengan menjaga kualitas yang didapat secara turun-temurun. Salah satunya Kandar Nurhadi, pandai besi asal Dusun Kendal, Desa Sumberbaru, Kecamatan Singojuruh. Hingga kini Kandar tetap menerima pesanan di berbagai wilayah Banyuwangi dan Jember, hingga berbagai provinsi.
"Biasanya melayani pesanan dari Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, Sumbawa. Mereka langsung pesan pada saya," kata Kandar.
Dusun Kendal Desa Sumberbaru memang telah lama dikenal sebagai kampung pandai besi.
Di desa ini terdapat puluhan pandai besi yang membuat berbagai peralatan dapur berbagai ukuran. Mulai dari pisau untuk potong buah, hingga pisau berukuran besar untuk potong daging. Ada juga produksi cangkul, celurit, sekop, dan lainnya.
Baca juga: Kepastian Penyerang Timnas Indonesia Gabung Persib Bandung, Bakal Gantikan Ezra Walian?
Para pandai besi di desa ini juga bisa membuat aneka senjata untuk kebutuhan seni, seperti pedang atau golok dengan ukiran khusus pesanan.
"Biasanya kalau yang pesanan itu mintanya ada ukiran. Itu yang membuat butuh waktu agak lama. Saya pernah membuat pedang beserta selongsongnya dengan ukiran. Kalau harga tergantung tingkat kesulitannya," jelas Kandar.
Kandar sendiri telah menjadi pandai besi selama 35 tahun. Dia belajar dari kakeknya, Mbah Kawit, yang merupakan perintis pandai besi di desa ini.
Meskipun kini terbantu membuat peralatan menggunakan mesin, Kandar juga tetap membuat perkakas secara manual seperti yang kakeknya ajarkan dulu.
Baca juga: Berkah Idul Adha, Pengepul Kulit Kambing dan Sapi di Bojonegoro Alami Over Stock
Kandar mengatakan dia selalu menjaga kualitas produknya. Untuk bahan baku biasanya pakai baja karena lebih tahan lama dan terbukti ketajamannya. "Kalau bahan baku kami pakai baja, agar kualitas dan ketajamannya tahan lama," tambah Kandar.
Tiap hari Kandar bisa membuat 10 perkakas yang dipasarkan ke Pasar Gendoh, Genteng, Srono, Wonosobo, dan pasar lainnya. Pak Kandar juga memenuhi kebutuhan pasar dari Jember.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sempat mengunjungi desa ini. Ipuk melihat langsung proses pembuatan perkakas yang dibuat para pandai besi di kampung ini.
"Kualitasnya sangat bagus dan kuat karena dibuat secara tradisional. Terbukti hingga kini pandai besi di kampung ini banyak menerima pesanan dan mampu bersaing dengan produk pabrikan," kata Ipuk.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(Aflahul Abidin/TribunJatimTimur.com)
Bupati Ipuk Gelar Gerakan Manfaatkan Ojol dan Transportasi Umum Tiap Jumat |
![]() |
---|
Ojol Kehilangan Motor Usai Tertipu Jual di Facebook, Polisi Tangkap Pelaku dan Kembalikan Motor |
![]() |
---|
Polisi Tangkap Pria di Banyuwangi Diduga Edarkan Ratusan Pil Dobel L ke Pelajar |
![]() |
---|
Rindu Ibu, Siswi Kelas 1 SD Sekolah Rakyat Banyuwangi Menangis di Pelukan Bupati Ipuk |
![]() |
---|
Banyuwangi Jadi Percontohan Nasional Digitalisasi Pemerintahan, Diapresiasi Mendagri hingga Luhut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.