Potensi Inter Milan Raih Treble Musim 2024/2025, Nerazzurri Bisa Ulangi Kesuksesan 14 Tahun Silam?

Seberapa realistiskah ambisi ini? Berikut ulasannya, dilansir dari Sempre Inter:

Serie A

Upaya Inter Milan untuk meraih treble lainnya adalah prospek yang menggiurkan. Mereka pernah mencapai prestasi ini sebelumnya, menaklukkan semua yang mengesankan di bawah asuhan Jose Mourinho pada tahun 2010.

Saat itu, The Special One memanfaatkan sepenuhnya kelemahan AC Milan dan Juventus untuk meraih tiga gelar juara, menginspirasi skuad yang menua yang terdiri dari pemain seperti Javier Zanetti dan Diego Militio untuk bersorak sorai terakhir.

Maju cepat ke tahun 2024, dan Nerazzurri sekali lagi mengincar kejayaan di ketiga kompetisi utama, tetapi untuk mewujudkannya, mereka harus mengurus kebutuhan pokok.

Di Serie A, peluang Inter Milan tampak menjanjikan. Di bawah kepemimpinan Inzaghi yang cerdik, tim juara bertahan itu tampil kokoh dalam pertahanan, hanya kebobolan 14 gol, jumlah terendah kelima di liga.

Itu telah memberikan platform yang sempurna bagi para penyerang mematikan Lautaro Martinez dan Marcus Thuram untuk bersinar, dan akhirnya mereka berhasil melakukannya.

Duo penyerang ini telah mencetak 13 gol di antara mereka musim ini, dan lebih banyak lagi yang akan terjadi dalam beberapa minggu mendatang.

Namun, musim ini, persaingan tampak lebih ketat dari sebelumnya. Antonio Conte telah merevolusi Napoli dan bertujuan untuk memimpin tim ketiga yang berbeda menuju Scudetto.

Juventus dan Milan tetap menjadi pesaing abadi Inter Milan, sementara Atalanta, Lazio, dan Fiorentina semuanya telah memasukkan nama mereka sebagai pesaing awal.

Menavigasi jalur yang sulit seharusnya menjadi urutan pertama bagi Inzaghi.

Liga Champions

Beralih ke Liga Champions, Inter Milan menghadapi serangkaian tantangan yang berbeda.

Dalam beberapa tahun terakhir, Nerazzurri tentu saja telah mengubah arah di panggung kontinental.

Mereka berhasil mencapai final melawan segala rintangan pada tahun 2023 dan agak kurang beruntung karena akhirnya kalah dalam pertandingan itu melawan Manchester City asuhan Pep Guardiola yang menguasai segalanya.