Tradisi Nusantara

Melihat Tradisi Rasol di Pulau Bawean Gresik, Memandikan Sapi di Laut

Warga Pulau Bawean Kabupaten Gresik, Jawa Timur, memiliki satu tradisi unik, yakni Tradisi Rasol, tradisi memandikan sapi di laut

Editor: Sri Wahyunik
TribunJatim.com/Pemdes Bululanjang Pulau Bawean Gresik
TRADISI RASOL BAWEAN - Warga Desa Bululanjang, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik memandikan sapi di tengah laut, Selasa (11/2/2025). Tradisi Rasol dilakukan setelah musim bajak sawah selesai, dan tradisi in terus menerus dilestarikan di Pulau Bawean Gresik. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, GRESIK - Warga Pulau Bawean Kabupaten Gresik, Jawa Timur, memiliki satu tradisi unik, yakni Tradisi Rasol. Tradisi memandikan sapi di laut in ini terus dilestarikan warga Desa Bululanjang, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik.

Tradisi ini dilakukan ketika musim tanam padi sudah usai. Warga Desa Buluanjang berduyun-duyun datang ke tepi pantai untuk menggelar Tradisi Rasol

Tradisi memandikan sapi di laut setelah selesai membajak sawah dan menanam padi. Sebelum puncak Tradisi Rasol, warga mengawali dengan melaksanakan doa bersama di setiap dusun masing-masing, dan puncaknya berkumpul di kawasan pantai Bululanjang untuk memandikan sapi ternak di laut.

Warga laki-laki mandi, menaiki, dan memandikan sapi ternaknya. Bahkan, ada beberapa warga perantauan Malaysia juga turut memeriahkan tradisi ini.

Salah satu perantau bernama Hosa, mengaku baru kali ini melihat tradisi Rasol ini. Menurutnya, tradisi Rasol ini cukup meriah dan harus dilestarikan

“Saya sendiri sudah lama tidak balik Boyan (Istilah Bawean bagi perantauan Malasyia - Singapura). Tradisi Rasol ini sangat meriah dan harus dilestarikan,” kata Hosa.

Sementara itu, Kepala Desa Bululanjang, Umar mengatakan, tradisi Rasol di desanya merupakan tradisi turun-temurun yang tetap dilestarikan hingga saat ini.

“Tradisi Rasol ini sebagai agenda tahunan di Desa Bululanjang,” ucapnya, Senin (10/2/2025).

Baca juga: Cek Kesehatan Gratis Saat Ulang Tahun Dimulai, Ini Jenis Pemeriksaan yang Diberikan

Tradisi Rasol ini, lanjut dia, selain memandikan sapi di laut, juga momentum kebersamaan dan berkumpulnya seluruh warga desa setelah mereka lelah menggarap sawah selama musim tanam, mereka bersama sanak keluarganya berkumpul di kawasan pantai sembari membawa makanan untuk disantap bersama.

“Selama musim tanam warga pasti lelah, nah Rasol ini juga sebagai hiburan bagi mereka, berkumpul di pantai sambil melihat sapi dimandikan, warga juga menikmati makanan bersama,” tuturnya.

Sedangkan bagi anak-anak, Tradisi Rasol juga dijadikan sebagai ajang bermain sambil mandi di laut dan berseda gurau bersama teman dan kerabat mereka.

Umar menambahkan, Tradisi Rasol bukan hanya sekadar momentum bermain saja, melainkan juga sarat dengan nilai-nilai religius, karena sebelum acara puncak Rasol ini digelar, seluruh warga desanya melaksanakan doa bersama di musala masing-masing tiap dusun.

Baca juga: Persija Dalam Keadaan Sulit, Carlos Pena Justru Tak Butuh Tambahan Motivasi saat Hadapi Rival

Tradisi Rasol tetap dilestarikan karena didalam Rasol ada nilai-nilai agama yang sangat baik, yaitu bagaimana belajar bersyukur atas semua nikmat yang telah kita terima, dan juga nilai-nilai kebersamaan juga ada dalam tradisi Rasol ini.

“Doa bersama yang dilaksanakan setiap dusun sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT karena telah diberikan nikmat yang luar biasa, warga dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan selamat, mulai dari membajak sawah hingga proses menanam padi juga berjalan dengan lancar,” tambahnya. 

 


Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved