TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SURABAYA - Vivi, masih ingat hobi pamannya, Gatot Hary Tjahyono (55) yang suka memelihara ikan-ikan hias. Kata pamannya, bila mengamati ikan berenang di akuarium bisa menghilangkan jenuh. Ia sebelum-sebelumnya tak terlalu menghiraukan ucapan itu, kini kalimat tersebut menjadi pengingat tentang sosok pamannya.
Gatot sekarang sudah meninggal dunia. Laki-laki asal Gubeng Kertajaya VII E37 RT 6 RW 04 Gubeng Airlangga Surabaya, dan dua tahun terakhir berdomisili di Kabupaten Ngawi menjadi korban kecelakaan kereta api Probowangi dengan minibus di Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, pada Minggu (19/11/2023) malam. Keluarga berharap insiden serupa tak lagi terjadi.
"Kita ketahui masih banyak lintasan kereta api yang tidak ada palang pintu. Dengan kejadian ini semoga ada perhatian khusus, supaya kecelakaan di lintasan kereta tidak terulang," ucap Vivi.
Kecelakaan yang dialami Gatot memang menjadi kabar mengejutkan. Sebanyak 15 orang menjadi korba. 11 orang tewas. Sedangkan, lainnya mengalami luka berat.
Belasan korban itu semuanya teman SMA Gatot. Vivi menceritakan ketika pertama kali pihak keluarga Gatot menjadi kena tabrak kereta. Vivi pertama kali mendapat kabar duka itu dari istri Gatot, Wiwik Tur Andayani.
Minggu (19/11) lepas Maghrib, tepatnya sekira pukul 18.00 WIB, Wiwik Tur Andayani menerima telepon dari suaminya, Gatot Hary Tjahyono. Suaminya saat itu bilang telah selesai menghadiri acara reuni SMA di sebuah pantai di Banyuwangi, dan sedang perjalanan menuju Surabaya.
Selang dua jam kemudian Wiwik gantian yang menghubungi suaminya. Akan tetapi, saat itu telepon tidak diangkat. Hingga pada akhirnya dia mendapat kabar dari salah seorang temannya kalau elf yang dinaiki Suami beserta 14 orang kena tabrak kereta di Lumajang.
"Kabar itu kemudian diteruskan Bu Wiwik ke grup keluarga. Kami awalnya mengira ini bukan nasib akhir dari Pak Gatot," ujar Vivi, keponakan Gatot.
Pihak keluarga kemudian bergantian mencoba hubungi Gatot. Tapi tidak ada respon. Sampai pada akhirnya Senin (20/11) pukul 2 dini hari, telepon itu diangkat. Sayangnya bukan Gatot yang berbicara, melainkan pegawai Rumah Sakit Haryoto, Lumajang. Petugas itu memberitahukan kalau Gatot telah almarhum setelah kendaraan yang ditumpangi kena tabrak kereta.
Wiwik diam sejenak. Mencoba menghela nafas panjang menghadapi kenyataan. Dalam kepedihannya, Wiwik dari Ngawi berangkat menuju Lumajang.
"Bu Wiwik berangkat ke Lumajang setelah subuh," ucapnya.
Baca juga: Satu Korban Kecelakaan KA VS Elf di Lumajang Ternyata Sopir Ambulans Dinsos Kota Surabaya
Gatot tewas meninggalkan istri, dua anak dan satu cucu. Semua anak dan cucunya Gatot tinggal di Kabupaten Toli-Toli Sulawesi Selatan. Mereka perjalanan menuju Surabaya. Pihak keluarga berencana mensemayamkan kakek usia 55 tahun itu di Tempat Pemakaman Umum Keputih pada Selasa (21/11).
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(Toni Hermawan/TribunJatimTimur.com)