TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bondowoso - Evakuasi jenazah pendaki yang jatuh di Gunung Saeng, di Desa Sumberwaru, Kecamatan Binakal, Bondowoso diwarnai dengan aksi arogansi seorang polisi.
Oknum polisi tersebut melarang sejumlah wartawan mengambil gambar dan video, dan mengancam akan memukul dengan tongkat yang dipegangnya.
Bahkan terlihat polisi tersebut mendorong anggota Basarnas hingga terjatuh.
Baca juga: Ibu Baru Melahirkan Ditandu 6 Kilometer Akibat Jalan Rusak Parah di Kampung Bupati Bojonegoro
"Tadi saya juga melihat orang Basarnas, sempat didorong oleh oknum Polisi tersebut sampai jatuh," kata Ichuk S Widarsa, wartawan Detik.
Icuk mengaku sudah menunggu di sekitar hutan dekat Ponkesdes Binakal.
Namun saat rombongan evakuasi jenazah datang, oknum polisi yang membawa tongkat membentak wartawan dan melarang mengambil foto juga video. Bahkan mengancam wartawan menggunakan tongkat.
Hal ini juga dialami oleh wartawan lainnya yang juga meliput proses evakuasi ini.
Baca juga: Berbagai Kendala Warnai 4 Hari Proses Evakuasi Jenazah Pendaki yang Jatuh di Gunung Saeng
Ilham Wahyudi, wartawan Radar Ijen, Jawa Pos, mengatakan dirinya dilarang keras saat telah bersiap mengambil gambar.
Padahal posisi semua wartawan tidak di tengah jalur evakuasi. Namun di pinggir kanan-kiri jalan dengan jarak sekitar 5 meter dari jalur evakuasi.
"Saya tadi sudah stand by bersama teman wartawan Antara, Memo, dan teman TV lainnya dibentak-bentak, tak boleh ambil gambar," jelasnya.
"Tadi dia bilang tak urus media. Tak pentung kamu, jika memaksa," katanya sembari menirukan arogansi oknum polisi tersebut.
Yono, wartawan lainnya mengaku didorong saat akan mengambil video. Dirinya mengutuk keras perbuatan arogansi ini. "Ini menghalangi kerja wartawan," katanya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(Sinca Ari Pangistu/TribunJatimTimur.com)