Berita Banyuwangi

Banyuwangi Angkat Potensi Penataban Lewat Lomba Unting-Unting Kangkung

Untuk memperkenalkan potensi tersebut secara lebih luas, warga menggelar lomba “unting-unting” atau mengikat kangkung, Rabu (19/11/2025).

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Aflahul Abidin
KANGKUNG - Warga menggelar lomba “unting-unting” atau mengikat kangkung, Rabu (19/11/2025). Acara yang berlangsung di Lapangan Penataban ini diikuti warga dari berbagai usia, mulai anak muda hingga lanjut usia.  
Ringkasan Berita:
  •  Kelurahan Penataban di Kecamatan Giri selama ini dikenal sebagai sentra penghasil kangkung. Mayoritas warganya bekerja sebagai petani maupun buruh pengikat kangkung.
  • Untuk memperkenalkan potensi tersebut secara lebih luas, warga menggelar lomba “unting-unting” atau mengikat kangkung, Rabu (19/11/2025).
  • Acara yang berlangsung di Lapangan Penataban ini diikuti warga dari berbagai usia, mulai anak muda hingga lanjut usia. 

 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Banyuwangi – Kelurahan Penataban di Kecamatan Giri selama ini dikenal sebagai sentra penghasil kangkung. Mayoritas warganya bekerja sebagai petani maupun buruh pengikat kangkung.

Untuk memperkenalkan potensi tersebut secara lebih luas, warga menggelar lomba “unting-unting” atau mengikat kangkung, Rabu (19/11/2025).

Acara yang berlangsung di Lapangan Penataban ini diikuti warga dari berbagai usia, mulai anak muda hingga lanjut usia. Suasana berlangsung meriah dengan sorak dukungan warga yang antusias menyaksikan peserta beradu cepat dan rapi dalam mengikat kangkung.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, 178 Orang Terjebak di Ranu Kumbolo

Lomba ini digelar Asosiasi Lurah Indonesia (Asli) Banyuwangi sebagai bagian dari dorongan agar setiap kelurahan menggali dan menampilkan identitas lokalnya. Tradisi unting-unting menjadi salah satu keterampilan yang melekat dalam keseharian masyarakat Penataban.

Habibah (33), salah satu peserta, mengaku bangga dapat ikut serta meski baru pertama kali mengikuti lomba.

“Menyenangkan. Bukan hanya lomba, tapi cara mengenalkan budaya unting-unting ke masyarakat luar,” ujarnya.

Peserta lainnya, Mbah Zaenab (71), tampak cekatan. Ia telah puluhan tahun bekerja sebagai buruh unting-unting.

“Saya sudah mengikat kangkung sejak muda, mungkin lebih dari tiga puluh tahun. Senang masih ada yang menghargai pekerjaan ini,” katanya.

Baca juga: Status WA-nya Bikin Panik, Warga Bondowoso Ditemukan Terluka dan Hipotermia Jatuh di Gunung Malang

Lurah Penataban, Komariah, menyebut kegiatan ini bagian dari promosi identitas kelurahan. Menurutnya, Penataban bukan hanya sentra kangkung, tetapi juga memiliki tradisi mengikat kangkung yang menjadi kearifan lokal.

“Kami ingin menunjukkan bahwa Penataban punya ikon yang tidak kalah menarik dengan daerah lain. Ini bentuk mengangkat kearifan lokal,” jelasnya.

Ia menambahkan, keterampilan ini perlu diwariskan kepada generasi muda.

“Kami juga ingin agar anak-anak muda belajar, agar keterampilan ini tetap hidup dan menjadi kebanggaan bersama,” tambah Komariah.

Ketua Asli Banyuwangi, Yuda Teguh Siswanto, menilai lomba unting-unting sarat nilai budaya dan edukasi.

Baca juga: SINYAL Persija Datangkan Eks Persib Bandung di Bursa Transfer Paruh Musim, 1 Bocoran Terungkap

“Kita sering hanya tahu beli kangkung seharga dua ribu rupiah. Padahal ada proses panjang, ada ketekunan yang harus dihargai,” ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved