Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Inter Milan Was-was dengan Kondisi 1 Pemain Usai Kalah dari Napoli

TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Inter Milan saat ini dilanda kondisi layaknya pepatah 'sudah jatuh tertimpa tangga' pasca pertandingan melawan Napoli.

Pasalnya, Inter Milan dibuat was-was dengan satu pemainnya usai kalah dari Napoli.

Adapun pemain yang dimaksud adalah Henrikh Mkhitaryan.

Diketahui, gelandang Armenia itu terpaksa meninggalkan lapangan di awal pertandingan saat timnya kalah 3-1 melawan Napoli di Stadio Maradona, Sabtu (25/10/2025).

Baca juga: Inter Milan Kalah dari Napoli, Petinggi Nerazzurri Salahkan Penalti yang Didapat Partenopei

Baca juga: Rating Pemain pada Laga Napoli Vs Inter Milan, Gelandang Kamerun Jadi Pemain Terbaik

Pemain Armenia tersebut meninggalkan lapangan pada menit ke-32, tak lama setelah insiden penalti yang berujung pada gol pembuka pertandingan.

Menurut klub, melalui FCInterNews, Henrikh Mkhitaryan mengalami masalah pada otot fleksor paha kirinya.

Oleh karena itu, Henrikh Mkhitaryan akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang untuk menentukan seberapa parah cederanya dan potensi waktu pemulihannya.

Masalah ini datang di saat yang genting bagi Inter Milan.

Pasalnya, Inter Milan sejatinya telah dilanda permasalahan pemain absen, khususnya cedera.

Salah satu pemain yang cedera di Inter Milan adalah penyerang andalan, Marcus Thuram.

Oleh karena itu, mereka kini berisiko kehilangan salah satu pemain kunci di lini tengah di tengah padatnya jadwal pertandingan.

Terlebih, Henrikh Mkhitaryan telah menjadi pilar utama bagi Cristian Chivu berkat keseimbangan, pengalaman, dan keandalannya.

Memang, Inter Milan berharap diagnosis awal tidak terlalu parah karena skuad sedang bersiap menghadapi serangkaian pertandingan berat.

Lautaro Martinez Jadi Sorotan Usai Kekalahan Inter Milan Atas Napoli

Sementara itu, media Italia, Corriere dello Sport menggambarkan Lautaro Martinez sebagai simbol emosional kekalahan 3-1 Inter Milan dari Napoli.

Surat kabar tersebut berpendapat bahwa rasa frustrasi sang kapten, baik atas penampilannya maupun dalam bentrokan di pinggir lapangan dengan Antonio Conte, mencerminkan keruntuhan tim.

CdS menulis, melalui FCInterNews, bahwa Lautaro adalah "gambaran persis dari pertandingan Inter: boros dan tidak beruntung di babak pertama, kemudian gugup dan reaktif di babak kedua, yang akhirnya memainkan gaya permainan Napoli."

Inter, dengan lini serang terbaik liga, hanya mampu mencetak satu gol dari titik penalti.

CdS menyoroti bahwa Lautaro "seharusnya bisa memanfaatkan dua peluang emas, yang pertama mungkin bisa mengubah jalannya pertandingan."

Tendangan satu lawan satu awalnya, yang diselamatkan oleh Milinkovic-Savic, dicap sebagai "kesalahan aneh" bagi seorang striker yang biasanya begitu klinis.

Namun, surat kabar tersebut memuji Lautaro atas keberhasilannya mencetak gol penalti yang membawa Inter menyamakan kedudukan menjadi 2-1.

Lebih lanjut, CdS mencatat bagaimana ia "menyundul umpan silang Dimarco ke arah lengan Buongiorno yang terangkat," yang memaksa VAR untuk turun tangan.

Namun, titik baliknya, menurut CdS, bersifat psikologis.

"Parapiglia di depan bangku cadangan Napoli" dan "agresi keras Lautaro terhadap Conte" dianggap sebagai momen di mana Inter kehilangan fokus.

Memang, Chivu juga mengakui pascapertandingan bahwa tim "terpancing umpan dan membuang-buang energi."

CdS menyimpulkan bahwa kemarahan Lautaro, entah benar atau tidak, merupakan gambaran tim Inter yang kehilangan kejelasan dan kendali.

Sikap ini mengubah pertandingan yang seharusnya bisa dimenangkan menjadi kemunduran yang merugikan dalam perebutan Scudetto.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)