Berita Probolinggo
Pemkab Probolinggo Beri Pendampingan Bocah 5 Tahun Korban Perkosaan
Pemerintah Kabupaten Probolinggo memberikan perhatian serius terhadap bocah korban kekerasan seksual, AR.
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Probolinggo-Pemerintah Kabupaten Probolinggo memberikan perhatian serius terhadap bocah korban kekerasan seksual, AR.
Tim dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Probolinggo diterjunkan untuk melakukan pendampingan kepada AR. Pasca kejadian, AR mengalami trauma mendalam.
Dia lebih sering menangis dan ketakutan ketika melihat seseorang, termasuk terduga pelaku, A.
Ayah korban, RM, beberapa pekan lalu akhirnya memilih pindah kontrakan agar anaknya tak bertemu A.
Rumah kontrakan yang sebelumnya ditinggali RM berada satu komplek dengan rumah terduga pelaku.
Di samping itu, AR sempat tak mau sekolah sampai sebulan dan trauma terhadap sampo.
Sebab, diduga AR disodomi oleh A, Jumat (4/11/2022) di sebuah kandang dekat rumah kontrakan korban, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo.
Kepala Dindikbud Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi mengatakan pendampingan dilakukan sebagai upaya pemulihan trauma yang dirasakan AR.
Saat pendampingan, AR diajak bermain sekaligus diberi hadiah. Mendapat hadiah, raut bahagia langsung terpancar dari wajah AR.
"Pendampingan dilakukan untuk memulihkan trauma sang anak," katanya, Selasa (13/12/2022).
Fathur menjelaskan akan bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Probolinggo guna melakukan trauma healing kepada AR.
Di samping itu, dia meminta peran orangtua dan para guru turut membantu memulihkan rasa trauma AR.
"Lewat pendekatan humanis dan terus menumbuhkan motivasi, niscaya sang anak bisa lekas pulih dari trauma dan bisa semangat belajar," ungkapnya.
Fathur mengungkapkan, dia cukup prihatin dengan adanya dugaan kasus kekerasan seksual ini.
Apalagi, korban, AR, masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK) dan terduga pelaku pelajar SMA.
"Ini sungguh kejadian yang cukup memprihatinkan. Namun ada hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik agar kejadian serupa tak kembali terulang. Saya mengimbau orang tua dan guru menjaga anak-anaknya agar terhindar dari perbuatan tercela. Juga memastikan anak aman ketika beraktivitas di luar rumah," urainya.
Kepala TK tempat belajar AR, WI menyebut ada perubahan perilaku AR pasca kejadian dugaan kekerasan seksual.
Sebelumnya, AR anak yang riang dan pemberani. Namun, akibat trauma AR sekarang menjadi pendiam.
"Kami berupaya agar AR bisa melupakan peristiwa yang telah terjadi dan memulihkan traumanya," katanya.
(Danendra Kusuma/TribunJatimTimur.com)