Berita Pasuruan

Bantu Desa Wisata Kabupaten Pasuruan, Stapa Center Kembali Beri Pendampingan

Stapa Center kembali mendampingi Pokdarwis desa wisata di Kabupaten Pasuruan

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Galih Lintartika
Pembukaan workshop “Penguatan potensi lokal desa untuk pengembangan Desa Wisata Desa Wonosunyo, Sabtu (28/1/2023). 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Pasuruan - Stapa Center, mitra pelaksana Sampoerna untuk Indonesia kembali membuat program pendampingan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) persiapan menuju desa wisata di Kabupaten Pasuruan.

Tahun ini, di Kabupaten Pasuruan, Stapa Center rencananya kembali akan mendampingi empat pokdarwis yang ada di empat desa. Dua desa lama dan dua desa baru.

Manajer Program Stapa Center J Lutfi mengatakan, tahun ini ada empat desa di empat kecamatan yang akan menjadi fokus pendampingan untuk persiapan desa wisata.

Di antaranya adalah Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol dan Tlogosari, Kecamatan Tutur. Dua desa ini adalah desa lama yang perlu penyempurnaan.

Sedangkan, kata dia, dua desa tambahan yang akan didampingi adalah Desa Ngadimulyo, Kecamatan Sukorejo dan Wonokitri, Kecamatan Tosari.

“Yang dua desa lama ini perlu pendampingan penyempurnaan tahun lalu, dan yang baru perlu pendampingan dari tahap awal,” katanya.

Hal itu disampaikan Lutfi, usai pembukaan Workshop “Penguatan potensi lokal desa untuk pengembangan desa wisata Desa Wonosunyo, Sabtu (28/1/2023).

Disampaikan dia, untuk Wonosunyo, hanya perlu polesan tambahan. Ia mengaku, perlu waktu enam bulan lagi untuk menyempurnakan program sebelumnya.

“Ada beberapa target yang belum tersentuh di pendampingan tahun kemarin, dan akan kami sentuh di tahun ini,” tambahnya.

Hanya saja, lanjut Lutfi, fokus sekarang lebih diarahkan. Jika Mengikuti standar indikator desa wisata yang belum cukup tampak yaitu pengelolaan home stay.

“secara kapasitas belum cukup menguasai pengelolaan home stay yang baik. Yang akan kita perlihatkan di program tahun ini,” sambungnya

Ia berharap, pengelolaan home stay ini baik sesuai dengan standar umum pengelolaan. Sebab, jika mengacu desa wisata harus ada home stay.

“Manajemen visitor, manajemen sdm dan semuanya sudah siap. Sekarang perlu ada home stay, karena desa wisata yang ditawarkan pengalaman,” ungkapnya.

Lutfi berharap, wisatawan yang datang ke sini bukan hanya melihat situs Candi Belahan Tetek, tapi sudah satu paket dengan jogging penanjakan Gunung Wangi.

Serta, melihat aktifitas masyarakat desa. Sebab, desa wisata yang dijual adalah pengalaman menikmati suasana desa dengan segala aktifitasnya.

“Wisatawan yang datang ke sini nantinya akan menginap di rumah warga yang akan kami kelola dengan konsep homestay,” tegas Lutfi.

Terpisah, Executif regional relation PT HM Sampoerna Tbk Rusdiono menegaskan ini adalah bagian dari program CSR PT HM Sampoerna.

“Kegiatan ini bertujuan agar perusahan bisa berkontribusi terhadap upaya pemerintah untuk membangkitkan perekonomian nasional,” ucapnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan Eka Wara Brehaspati mendorong Desa Wonosunyo ini bisa menjadi desa wisata.

“Apalagi di sini ada situs bersejarah Candi Belahan Tetek yang itu bisa dijual nilai sejarahnya dan menggerakkan ekonomi masyarakat,” katanya.

Di daerah lain, kata dia, tidak ada modal yang kuat tapi bisa buat desa wisata yang mendatangan Pendapatan Asli Desa (PAD) hingga miiaran setiap tahunnya.

“Untuk menuju kesana memang tidak mudah. Perlu ada kolaborasi yang baik antara Pokdarwis, masyarakat, desa camat dan saya dari Dinas,” tambahnya.

Ia juga mengapresiasi keterlibatan dan kepedulian Stapa Center bersama Sampoerna yang membantu pemerintah mendampingi pokdarwis ini.

“Pesan saya, kalau mau buat desa wisata harus ada atraksinya. Artinya ada kekuatan yang bisa ditawarkan misal paket wisata, olahan UMKM atau lainnya,” paparnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved