Arema FC
I Putu Gede Bongkar Sisi Lain dari Arema FC di Liga 1, Eks Singo Edan Sebut Tidak Normal
Pelatih Arema FC, I Putu Gede ungkap sisi lain dari Arema FC selama Liga 1 2022/2023. Eks Singo Edan sebut tim tidak normal.
TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Pelatih Arema FC, I Putu Gede membongkar sisi lain dari Arema FC selama Liga 1 2022/2023. Eks Singo Edan sebut tim tidak normal.
Arema FC menghadapi sejumlah hal yang tak biasa selama gelaran Liga 1 musim ini.
Hal tak biasa yang dialami Arema FC tersebut mulai dari hasil minor, peringkat klasemen hingga kebiasaan gonta-ganti pelatih.
Hal tersebut yang kemudian menjadi sorotan pelatih anyar Arema FC tersebut.
Baca juga: Respon Resky Fandi Soal Pujian Thomas Doll, Pemain Persija Jakarta Beri Jawaban Santai: Tergantung
I Putu mengaku mendapat banyak persoalan saat melatih Arema FC saat ini.
Menjelaskan hasil minor Arema FC lawan Persija Minggu (12/2/2023), I Putu Gede tahu jika penyebabnya bukan sekedar soal teknis.
Di luar itu, realita pahit yang diderita Arema FC selama proses panjang di Liga 1 2022 jadi faktor lain yang tidak bisa dikesampingkan.
Lantas apa saja realita Arema FC yang jadi sorotan I Putu Gede itu?
1. Ganti Pelatih 3 Kali
I Putu Gede menyorot kondisi Arema FC yang sudah tiga kali ganti pelatih mulai Eduardo Almeida, Javier Roca sampai kini jadi tanggungjawabnya.
Eduardo Almeida merupakan pelatih Arema FC sejak Liga 1 2021 sampai Liga 1 2022 bulan September.
Setelah itu, perjuangan Eduardo Almeida dilanjutkan Javier Roca yang melatih di bulan September 2022 sampai Januari 2023.
Kemudian I Putu Gede masuk menggantikan Javier Roca di bulan Februari 2023 ini.
Menurut I Putu Gede transisi pergantian pelatih tersebut bukan hal mudah untuk pemain sebab harus selalu beradaptasi.
Itu sebabnya, I Putu Gede memahami situasi para pemain Arema FC saat ini.
"Ini kan tidak normal dalam satu tim ada tiga kali ganti pelatih"
"Saat masa transisi saya datang membangun kembali bersyukur match pertama lawan RANS Nusantara FC menang," kata Putu Gede dilansir Suryamalang.com dari Kompas.com Senin (13/2/23).
2. Kualitas Tim Diuji
Pelatih 49 tahun itu menilai jika kekalahan Arema dari Persija kembali menjadi ujian bagi timnya.
Bertanding di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi, Arema FC tumbang dengan skor cukup telak 0-2.
Dua gol di pertandingan tersebut dicetak oleh pemain Persija Jakarta, Hanif Sjahbandi (35’) dan Krmencik (78’).
Akibat kekalahan ini, Singo Edan kembali merasakan kekalahan pahit usai sempat berhasil menghapus tren buruk.
Sebelumnya Evan Dimas dkk berhasil menghapus empat kekalahan beruntun dengan kemenangan saat melawan Rans Nusantara FC.
"Di match kedua setelah saya pegang, lawan kami memang kualitasnya di atas. Ini kembali menguji Arema sendiri" ungkapnya.
3. Situasi Nomaden
Meski baru menahkodai Arema FC dalam dua pertandingan, I Putu Gede tidak terpengaruh dengan kondisi tim.
Bagi I Putu Gede, melatih Arema FC merupakan tanggung jawab besar yang harus dia jalani.
Terlebih I Putu Gede dulu pernah bermain untuk Arema dan namanya pun juga besar melalui Arema.
Pada masanya, pelatih 47 tahun itu membawa Arema juara Divisi Satu pada 2004 dan membawa Arema juara Copa Indonesia pada 2005 dan 2006.
"Situasi nomaden ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi saya"
"Kalau saya sendiri gak mungkin. Jadi harus ada support dari tim pelatih dan pemain"
"Kalau bisa melewati ini sangat luar biasa," ucapnya.
4. Berdamai dengan Keadaan
Terlepas dari apapun, I Putu Gede mengajak tim berdamai dengan keadaan ini.
I Putu Gede ingin membuat pemain berdamai dengan keadaan dan menerima situasi sulit yang terjadi.
Salah satu yang bisa jadi motivasi besar adalah keluarga dan keyakinan jika pemain bisa bangkit.
"Terlepas apapun, lebih bagus kami berikan penampilan terbaik buat keluarga" kata I Putu Gede.
"Orang dicintai itu bangkitkan kepercayaan diri. Juga mereka mesti mencintai sepak bola,” tuturnya.
"Saat kami hilang 1 laga sangat sayang, penting bagi para pemain" imbuhnya.
"Itu yang sementara bisa saya lakukan. Respons para pemain bagus" ujarnya lagi.
"Memang berat tapi bisa," tukas mantan pelatih PSMS Medan itu.
5. Kepercayaan Diri Pemain
Kini I Putu Gede mendapat tantangan tersendiri untuk mengembalikan kepercayaan diri pemain.
Hal itu terjadi karena Arema FC tidak akan merasakan laga kandang di Malang untuk sisa kompetisi Liga 1 2022.
Arema FC tidak lagi berkandang di Malang sebagai konsekuensi Tragedi Kanjuruhan berdasarkan sanksi Komdis PSSI.
Meski mental pemain dinilai membaik, tapi hasil pertandingan yang belum stabil menunjukkan tim masih memerlukan penguatan.
Arema FC kini telah memiliki kandang baru di Stadion PTIK Jakarta untuk mengarungi sisa kompetisi Liga 1 musim 2022/2023.
Sebelum bermarkas di Stadion PTIK Jakarta, Arema FC jadi tim 'nomaden' karena selalu ditolak saat akan menempati stadion yang dipilih.
Beberapa kali, Arema FC mendapat penolakan dari suporter hingga pemerintah daerah untuk mencari markas baru.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
Arema FC
Berita Arema
I Putu Gede
Singo Edan
Liga 1
TribunJatimTimur.com
Luky Setiyawan
Liga 1 2022/2023
| Cedera Lutut, Pablo Oliveira Pulang ke Brasil Tinggalkan Arema FC dan Absen hingga Akhir Musim |
|
|---|
| Bus Persik Kediri Dilempar Batu Usai dari Stadion Kanjuruhan, Pelatih Divaldo Alves Terluka |
|
|---|
| Keluar Stadion Kanjuruhan Malang, Kaca Bus Persik Kediri Pecah Akibat Dilempar Batu |
|
|---|
| 2.113 Personel Gabungan Amankan Laga Arema FC vs Persik Kediri di Stadion Kanjuruhan |
|
|---|
| Jelang Lawan Arema FC di Malang, Persik Kediri Lakukan Doa Penghormatan di Stadion Kanjuruhan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim-timur/foto/bank/originals/I-Putu-Gede-pelatih-Arema-FC.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.