Cuaca Buruk

Hujan Lebat, Lahan Petani Tembakau dan Cabai di Jember Tergenang Air

Hujan lebat yang terjadi di Kabupaten Jember sejak pagi hingga siang menyebabkan hektaran lahan tanaman tembakau dan cabai milik petani tergenang air.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TribunJatim-Timur.com/Imam Nawawi
Kondisi lahan pertanian tanaman tembakau petani di Dusun Sidomulyo Desa Sumberejo Ambulu Jember. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Hujan lebat yang terjadi di Kabupaten Jember sejak pagi hingga siang menyebabkan lahan tanaman tembakau dan cabai milik petani tergenang air, Jumat (7/7/2023).

Seperti di lahan pertanian di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Jember. Tinggi genangan air hingga selutut orang dewasa. 

Para petani di desa tersebut mencoba menguras genangan air di lahan mereka, dengan menggunakan mesin diesel.

Petani Desa Sumberejo, Wahyu Fikar mengatakan banjir di lahan sawah warga mulai tampak, sekira pukul 06.00. Karena air masuk melalui saluran irigasi.

"Mulai jam itu air dari saluran irigasi datang dan , air masuk ke sawah sawah petani tembakau dan cabai," ujarnya

Baca juga: Tambah Armada Urai Kemacetan Pelabuhan Ketapang, Kapal Sapu Jagat Dikerahkan

"Kemudian hujan tak kunjung reda, hingga pukul 09.00 orang orang banyak ke sawah membawa diesel untuk menguras air," tambahnya.

Wahyu mengatakan genangan tersebut semakin parah ketika air dari gunung turun ke sawah warga. Katanya hal tersebut membuat petani kelabakan.

"Tambah semburat, soalnya air dari gunung juga cukup besar, sehingga genangan air makin tinggi di sawah-sawah," paparnya.

Dia menilai kondisi ini akan membuat petani tembakau bangkrut. Sebab komoditas tersebut tidak bisa lama-lama tergenang air, apalagi sampai seluruh pohonnya terendam.

"Kalau cabai masih bisa, soalnya pohonnya tinggi kan. Kalau tembakau rugi, soalnya terendam semua pohonnya sampai gak kelihatan," jlentrehnya.

Baca juga: Enam Jemaah Haji Jember Meninggal Dunia di Arab Saudi

Namun, kata dia, hal tersebut merupakan risiko bagi para petani. Sebab cuaca alam terjadi diluar rencana manusia.

"Bagaimana lagi, namanya cuaca tidak menentu. Ini adalah ujian bagi petani, khususnya petani tembakau," keluhnya.

Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem akibat gangguan atmosfer yang terjadi di wilayah Jawa Timur selama sepekan ke depan sejak hari 7 Juli hingga Kamis 13 Juli 2023. 

Potensi cuaca ekstrem ini diprediksi akan mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat, tanah longsor, puting beliung, hujan es dan banjir.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved