Berita Jember

Anak Penjahit Kuliah Gratis di Universitas Jember Hingga Lulus, Raih IPK Tertinggi

Anak penjahit asal Jateng jadi peraih IPK tertinggi untuk jenjang sarjana dalam wisuda yang digelar Universitas Jember hari ini

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Humas Universitas Jember
Dhea Arviana Wijianti, peraih IPK tertinggi di Universitas Jember untuk jenjang sarjana dalam Wisuda Periode VIII 2023/2024 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Dhea Arviana Wijianti dinobatkan sebagai peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada jenjang sarjana strata 1 (S-1) saat wisuda Universitas Jember Periode VII Tahun Akademik 2023/2024 .

Gadis asal Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah ini meraih IPK 3,99.  Dhea merupakan seorang penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K).

Anak penjahit asal Jawa Tengah itu, dinyatakan lulusan tepat waktu selama kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember sejak 2019 silam.

Terlihat, wisudawan berhijab warna merah tersebut mendapatkan tepuk tangan dari para tamu acara wisuda di Gedung Auditorium Universitas Jember, setelah umumkan sebagai peraih IPK tertinggi pada jenjang sarjana, Sabtu (6/1/2024).

Mahasiswi di Program Studi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Jember yang akrab disapa Dhea ini mengaku, tidak menyangka diumumkan sebagai peraih IPK tertinggi di jenjang sarjana.

“Saya bersyukur bisa menyelesaikan kuliah di FKIP Universitas Jember dengan beasiswa KIP-KKIP. Pasalnya tanpa bantuan pendanaan KIP-K , mustahil saya bisa meraih gelar sarjana pendidikan. Karena orang tua saya hanya penjahit yang penghasilannya pas-pasan,” tuturnya.

Dia mengaku ingat betul, ketika pertama kali meminta ijin kuliah kepada kedua orang tuanya pada 2019 silam. Katanya, mereka mengaku tidak punya biaya.

"Mereka bilang tak punya uang untuk membiayai kuliah. Mereka membolehkan saya meneruskan ke perguruan tinggi, asal saya membiayai sendiri studinya," kata Dhea.

Putri bungsu dari pasangan suami istri, Wiharjo dan Eni Lestari pun saat itu mengaku gencar mencari informasi beasiswa kuliah. Setelah kedua orang tuanya mengungkapkan tidak punya cukup duit.

"Untungnya ada program KIP-K bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu. Akhirnya saya mendaftarkan diri dan tekun belajar. Alhamdulillah lolos lolos Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019," ulas Dhea.

Baca juga: Sinopsis dan Link Streaming Drakor Lets Get Caught by the Neck, Drama Korea Terbaru Kim Ha Neul

Setelah dinyatakan lolos masuk di Perguruan Tinggi Negeri ternama di Jawa Timur bagian Timur itu. Dhea mengungkapkan kalau kedua orang tuanya pun langsung kaget bahkan sempat tidak mengijinkan.

"Pasalnya selain jarak yang cukup jauh, mereka pun tak punya sanak saudara di kota yang terletak di ujung timur Pulau Jawa ini. Tapi Semenjak pertama melihat daftar PTN, saya sudah mantap memilih Program Studi PLS di FKIP Universitas Jember," katanya.

Dhea mengaku awalnya tidak tahu Program Studi PLS itu apa, sehingga yang penting daftar dulu. Namun dia mengaku tetap mencoba mencari informasi mengenai jurusan kuliah tersebut.

"Entah mengapa timbul rasa penasaran bahkan akhirnya jadi cinta. Maka saya bertekad bulat menuju Jember untuk daftar ulang, padahal uang pemberian orang tua hanya tersisa empat ratus ribu rupiah saja di dompet,” kata wisudawati saat mengenang awal mula tiba di kampus Universitas Jember

Menurutnya tidak ada yang istimewa dalam pola belajarnya di bangku kuliah. Katanya, semuanya mengalir begitu saja dan seperti pada umumnya.

"Saya menjalani setiap tahapan perkuliahan dengan enjoy. Bahkan saya mungkin sudah mempraktikkan ilmu yang didapat di bangku kuliah tanpa harus menunggu diwisuda," paparnya.

Karena semenjak kuliah, Dhea mengaku juga mengajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Lintas Menuju Cerdas di Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Sehingga setip materi yang diajarkan dosen langsung dipraktikkan.

“Semenjak kuliah saya menjadi pengajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau PKBM Lintas Menuju Cerdas di Glenmore Banyuwangi, bahkan berlanjut hingga kini," katanya.

Di samping itu,  Dhea bilang juga memanfaatkan keterampilan dengan membuka jasa desain grafis. Supaya bisa dapat tambahan uang saku selama hidup di Bumi Pandalungan.

Baca juga: Terungkap Sosok Wanita Pemandu Wisata Viral Mirip Pevita Pearce, Dikenal Jago Akting dan Nyanyi

"Juga mencari penghasilan tambahan dengan menjadi desainer grafis dan konten kreator untuk menambah uang saku,” ungkapnya.

Sebagai peraih IPK tertinggi di Universitas Jember, Dhea berpesan kepada semua pelajar dari kalangan tidak mampu, untuk tetap semangat. Karena uang bukan penghalang utama bagi seseorang bisa belajar di perguruan tinggi.

"Sebab jika ada niat dan usaha maka akan ada jalan. Jangan putus asa, terus berjuang sehingga mampu menggapai cita-cita,” jlentrehnya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)

 

 

 

                                                        

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved