Berita Jember

Dilanda Kekeringan, Petani Padi di Jember Andalkan Mesin Pompa Air untuk mengairi Sawahnya

Meski sudah masuk musim hujan, lahan pertanian di Jember masih kekeringan seperti di kawasan selatan, sehingga petani harus menyedot air

|
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
Petani Padi di Desa Sumberejo Ambulu Jember mengairi sawahnya yang tanahnya mulai retak retak, Senin (22/1/2024) 

Dia mengungkapkan hujan turun di Bumi Pandalungan daerah Selatan, pada pekan lalu, hanya sebentar dan belum bisa menolong krisis air tanaman padi petani.

"Terakhir hujan itu satu minggu lalu, tapi yang cuma sebentar, tidak lama. Sehingga tetap saja kekeringan kayak gini," kata Ngateno.

Daman, petani lain yang ditemui TribunJatimTimur.com, mengaku harus rela antre sumur dengan petani lain, untuk pemanfaatan mesin pompa air.

"Soalnya tidak semua sumur di sini, sumbernya kuat. Sehingga kami harus gantian sumurnya, dengan petani lainnya saat mengunakan deisel, karena tidak semua sumur, punya sumber air yang kuat," imbuhnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Widodo Julianto mengatakan, panjangnya musim kemarau ini akibat dampak El Nino.

"Jadi hujannya masih spot-spot. Penjelasan BMKG, bahwa hal itu dampak dari El Nino yang diperkirakan akan berakhir hingga Februari 2024," ujarnya.

Menurutnya, intensitas hujan rata-rata masih berada di kawasan perkotaan saja, sementara sejumlah kecamatan lain masih kering.

"Selain tidak merata, hujannya juga masih sebentar. Seperti kemarin sore, hujan deras di kota. Saat itu di Kecamatan Ajung dan juga Mangli masih kering sekali," tutur Widodo

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved