Bayi Tak Dirawat Puskesmas

Bayi Demam Tinggi Tak Dilayani Puskesmas Arosbaya Bangkalan, Perawat Mengaku Tak Punya Peralatan

Bayi berusia kurang dari dua tahun mengalami demam tinggi dan tidak dilayani Puskesmas Arosbaya, Kabupaten Bangkalan.

|
Editor: Haorrahman
TribunJatim-Timur.com/Ahmad Faisol
Bayi atas Ahmad Arsa Dirgantara (2), asal Desa Tengket, Kecamatan Arosbaya saat ini tengah dirawat di sebuah klinik, tak jauh dari Puskesmas Arosbaya, setelah pihak keluarga menyatakan tidak mendapatkan pelayanan maksimal di puskesmas setempat, Kamis (7/3/2024) dini hari 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BANGKALAN – Bayi berusia kurang dari dua tahun mengalami demam tinggi dan tidak dilayani Puskesmas Arosbaya, Kabupaten Bangkalan. Perawat Puskesmas menyatakan tidak punya peralatan.

Rifki Arifuddin (31), asal Desa Tengket, Kecamatan Arosbaya, menceritakan bayinya yang berusia kurang dari dua tahun, Ahmad Arsa Dirgantara, mengalami demam tinggi sekitar pukul 02.00 WIB, Kamis (7/3/2024). Istrinya membawa anaknya itu ke Puskesmas Arosbaya.

“Akhirnya dibawa ke Puskesmas (Arosbaya), namun isteri kemudian mengirim pesan WA bahwa puskesmas penuh. Saya telpon dan berbicara dengan perawatnya, katanya (kamar) sudah penuh. Perawatnya menyarankan agar dibawa ke Puskesmas Tongguh (Arosbaya) yang berjarak sekitar 1,5 KM,” ungkap Rifki.

Baca juga: KPU Jember Bantah Nama-Nama Caleg yang Lolos DPRD dan Beredar di Grup WhatsApp

Mendengar itu, Rifki panik. Menurutnya, isteri hanya ditemani sepupu perempuan dan mengendarai sepeda motor. Sehingga untuk menjangkau Puskesmas Tongguh dirasa sangat beresiko. Selain kondisi bayi menderita demam tinggi, Rifki juga mengkhawatirkan keselamatan isteri dan sepupu perempuannya naik motor di waktu dini hari.

“Saya sampaikan (ke perawat), mbak coba diperiksa dulu. Saya khawatir anak saya takut kenapa-kenapa, apakah harus opname atau tidak. Suster awalnya bilang bisa, namun beberapa saat kemudian isteri saya telpon lagi mengatakan bahwa tidak bisa karena tidak ada peralatan. Saya telpon lagi tetapi perawannya tidak mau (ngomong),,” beber Rifki.

Tanpa berpikir panjang, Rifki meminta isterinya untuk memeriksakan kondisi demam bayi Ahmad Arsa Dirgantara ke sebuah klinik di sisi selatan yang tidak jauh dari gedung Puskesmas Arosbaya.

“Kok bisa alat medis tidak ada, setahu saya Puskesmas tidak begitu. Kalau semisal BPJS tidak bisa, saya akan bayar asal kondisi anak saya diketahui. Minimal ada tindakan diagnosa,” katanya.

Baca juga: Persib Bandung vs Persija: Sama-sama Temukan Ketajaman, 2 Pemain dari Kedua Tim Incar Gol

Dikonfirmasi perihal keluhan itu, Kepala Puskesmas Arosbaya, dr Anita Oktavia hanya merespon dengan mengirim pesan singkat melalui WA, “masih rapat” sambil menyertakan foto dengan keterangan, ‘Penandatatanganan Perjanjian Kerja Sama Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan di Gedung Rektorat Lantai V UTM.

Kegaduhan tersebut akhirnya sampai juga ke Pj Bupati Bangkalan, Arief M Edie. Ia menyampaikan terima kasih atas informasi yang disampaikan keluarga pasien terkait layanan di Puskesmas Arosbaya.

“Namun bukan pasien ditolak, dia mengantri kebetulan pemeriksaan banyak, bukan ditolak (pemeriksaan). Kalau ditolak rawat iya, karena bed-nya tidak ada, pemeriksaan memang antri saat itu. Tetapi telah saya perintahkan semuanya harus merawat,” tegas Arief.

Tidak hanya itu, Arief juga memerintahkan agar dilakukan penataan ulang dengan harapan jumlah tenaga medis berikut dokter piketnya lebih banyak. Di satu sisi, Pemkab Bangkalan juga tengah berupaya melakukan peningkatan kapasitas daya tampung di beberapa Puskesmas.

Baca juga: Jelang Laga Kontra Bologna di Liga Italia, Sejumlah Pemain Kunci Inter Milan Berpotensi Absen

“Sebentara lagi kami akan melakukan perluasan beberapa puskesmas supaya diperbesar ruang rawat inapnya,” jelas Arief.

Ia mengimbau kepada para kepala puskesmas dan dokter praktek untuk memberlakukan nomor antrian dengan harapan tidak ada kesan ditelantarkan.

Imbauan kepada puskesmas untuk mengabsen pakai daftar antre agar kondisi pasien diketahui,kapan waktu bisa dirawat sesuai antrian sehingga tidak yang merasa ditelantarkan.

“Mohon maaf kalau kurang maksimal karena memang kondisi saat ini banyak yang sakit, terima kasih informasinya dan akan kami ingatkan,” pungkas Arief.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran di Whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(Ahmad Faisol/TribunJatimTimur.com)

 

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved