Berita Jember

Elpiji 3 Kilogram di Jember Mulai Langka di Pertengahan Ramadan

Permintaan tabung Gas Elpiji Melon meningkat sekira 50 persen khususnya dari produsen kue menjelang lebaran.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TribunJatim-Timur.com/Imam Nawawi
Tabung Gas Elpiji 3 Kilogram di Agen Jember. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER – Ketersediaan tabung Gas Elpiji 3 kilogram di Kabupaten Jember mulai mengalami kelangkaan memasuki pekan pertengahan Ramadan 1445 Hijriah.

Berdasarkan laporan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jember, permintaan tabung Gas Elpiji Melon meningkat sekira 50 persen khususnya dari produsen kue di Kecamatan Mayang yang mengalami peningkatan produksi menjelang lebaran.

Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan, hasil pemantauan di pangkalan pengecer tabung gas bersubsidi di Kecamatan Mayang pada 25 Maret 2024, ketersediaannya masih kosong karena belum mendapatkan kiriman dari agen.

"Dan sejak awal bulan Ramadan pengiriman gas elpiji 3 kilogram dari agen dikurangi," ujarnya, Kamis (28/3/2024).

Menurutnya, kekurangan stok tabung Gas Elpiji bersubsidi bukan hanya terjadi di Wilayah Mayang saja. Tetapi juga di beberapa Kecamatan kawasan Lereng Gunung Raung Jember Timur.

Baca juga: Antisipasi Curanmor, Satlantas Bondowoso Sediakan Penitipan Motor dan Barang Berharga Pemudik

"Tak hanya terjadi di Mayang, tapi juga di Kecamatan Ledokombo, Kalisat, Sumberjambe, dan Sukowono juga terjadi kekurangan. Sebab banyak pelaku UMKM kue kering memborong elpiji tabung tiga kilo karena banyak menerima order. Biasanya di luar Ramadan, ordernya tak banyak,” urai Hendy.

Hendy mengatakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jember telah melayangkan surat ke Pertamina untuk menambah pasokan Elpiji 3 kilogram sebanyak total 2.440 tabun, untuk kebutuhan pada 25 – 29 Maret 2024.

"Dan Pangkalan perbatasan bisa mendapat tambahan suplai 1.680 tabung untuk mengantisipasi stok elpiji tiga kilo di kecamatan sekitar terdampak," tuturnya.

Hendy mengaku senang sebenarnya dengan geliat pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kue kering ini banyak orderan saat Ramadan. Karena hal itu menunjukkan pertumbuhan ekonomi Jember bagus.

Baca juga: Pengakuan Lionel Messi Usai Tinggalkan PSG, La Pulga Sebut Tak Duga Bakal Gabung Les Parisiens

Namun di sisi lain, kata dia, geliat ekonomi di para pelaku UMKM kue kering ini justru berdampak pada ketersediaan tabung Gas Elpiji bagi rakyat miskin. Sehingga mengakibatkan gejolak di masyarakat.

"Tapi kami memang harus siap dengan stok elpiji. Beberapa agen memang kosong. Tapi kami arahkan ke agen-agen yang masih memiliki persediaan,” katanya.

Oleh karenanya, Hendy meminta kepada pelaku UMKM tidak memborong tabung gas elpiji subsidi saat Ramadan. Kata dia, sementara harus beralih menggunakan elpiji 12 kilogram.

“UMKM memang punya hak membeli elpiji tiga kilo. Tapi kalau ordernya banyak, belilah elpiji 12 kilo. Tabungnya bisa pinjam sementara dengan menaruh uang di agen. Kalau tabung dikembalikan, uang bisa diambil kembali. Kalau hari biasa, bisa kembali ke elpiji tiga kilo lagi," jlentrehnya.


Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran di Whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved