Haji 2024

Nenek Ngatima, Tukang Pijat Asal Probolinggo Bisa Naik Haji Usai Nabung 20 Tahun

Nenek Ngatima asal Probolinggo istiqomah menabung selama 20 Tahun dari hasil memijat anak dan Dewasa, untuk bisa berangkat haji

Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Ahsan Faradisi
Nenek Ngatima saat ditemui di rumahnya. Dari keahlian memijat, dia bisa berangkat menunaikan ibadah haji 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, PROBOLINGGO - Dari ratusan calon jemaah haji (CJH) wilayah Kabupaten Probolinggo terdapat salah seorang yang umurnya mencapai 1 abad atau 100 tahun. Meski di usainya yang renta, namun semangat, kegigihan dan staminanya seperti umur 50 tahunan.

CJH itu bernama nenek Ngatima (100) warga Desa Leces, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo. Saat ditemui di kediamannya, Ngatima tampak asyik mengobrol dan menyambut tamu baik dari sanak saudara hingga tetangganya.

Nenek Ngatima sendiri mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji pada tahun 2018 silam. Nantinya, perempuan kelahiran 5 Juli 1924 ini akan berangkat pada Minggu (19/5/2024) mendatang bersama kloter 33 Kabupaten Probolinggo menuju embarkasi Surabaya.

Nenek Ngatima akan berangkat seorang diri. Sebab, suaminya bernama Kakek Madun Dirjo sudah meninggal 20 tahun silam. Sehingga segala keperluannya saat menunaikan haji disiapkan oleh cucunya yang sudah berkeluarga.

Perempuan 2 anak, 5 cucu dan 4 cicit itu menceritakan, jika uang untuk mendaftar haji itu diperoleh dari celengannya yang ditabung selama 20 tahun terakhir. Uang tabungan itu, hasil dari kerjanya sebagai buruh tani hingga tukang pijat anak-anak dan orang dewasa.

Selama kurun waktu 20 tahun, Nenek Ngatima istiqomah setiap harinya menyisihkan sebesar Rp 20 ribu untuk ditabung. Dan pada tahun 2018 lalu, setelah celengannya dibuka, terkumpul uang sebesar Rp 27 juta, yang kemudian Rp 26 juta digunakan untuk daftar haji.

"Alhamdulillah setiap hari bisa rutin naruh uang Rp 20 ribu. Sehari-harinya itu keseringan pijetin anak kecil dan orang dewasa. Tidak menentukan tarif nak, bisa bayar seikhlasnya saja," kata Nenek Ngatima saat ditemui di rumahnya, Senin (13/5/2024).

Biasanya, dari pekerjaannya sebagai tukang pijet, Nenek Ngatima setiap harinya bisa melayani 5 orang anak-anak dan 3 orang dewasa. Dari situlah, uang atau upahnya disisihkan untuk ditabungnya. 

Selama menabung itulah, Nenek Ngatima sampai harus menaruh bawang putih, kamper, cabe, jrangu, rambut dan beberapa rempah-rempah lainnya yang dipercaya melindungi uang tabungan agar tidak dicuri tuyul. 

"Ajaran orang-orang dulu memang seperti itu agar tabungan tidak dicuri tuyul harus dikasih ramuan itu nak. Ramuannya itu ditaruh di dalam kresek hitam dan diletakkan didekat celengannya," ujar Nenek Ngatima sambil tertawa.

Keyakinan dirinya bisa menunaikan ibadah haji, menurutnya, itu terjadi di tahun 2008 silam, dimana saat itu diberikan kerudung oleh tetangganya yang baru pulang dari tanah suci. Kerudung itulah kemudian selalu dipakai saat bekerja ke sawah sebagai buruh tani.

"Setiap kerja pasti saya pakai kerudungnya itu nak, dan sambil berdoa semoga juga bisa menunaikan ibadah haji seperti tetangga saya. Alhamdulillah, doa saya dikabulkan dan saya sudah siap memenuhi panggilan Allah ke Tanah Suci," tuturnya.

"Mohon doanya ya nak, semoga sehat selalu dan lancar menjalankan ibadah haji ini. Nanti nama kalian juga pasti saya doakan di hadapan ka'bah semoga bisa ke sana juga menunaikan Rukun Islam," pungkasnya.

Baca juga: Empat Bakal Calon Kepala Daerah Medaftar ke PPP Situbondo,  2 Daftar Cabup dan 2 Cawabup


Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(Ahsan Faradisi/TribunJatimTimur.com)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved