Haji 2024

Perjalanan Haji Mbah Hardjo, Jemaah Asal Ponorogo Usia 109 Tahun Tiba Kembali di Tanah Air

Mbah Hardjo, jemaah haji tertua asal Kabupaten Ponorogo itu tiba sehat, selamat kembali ke kampung halaman, berikut penuturannya

Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/PPIH Debarkasi Surabaya
Haji Hardjo Mislan atau Mbah Hardjo, jemaah haji tertua Indonesia saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SURABAYA  - Masih ingat Hardjo Mislan Alias Miskan (109), jemaah haji tertua di Indonesia. Jemaah haji tertua asal Desa Bedingin, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo itu tiba sehat, selamat kembali ke kampung halaman.

Tadi malam Mbah Hardjo disambut keluarga. Mbah Hardjo sukses menjalankan ritual haji di tanah suci. Kakek yang tergabung dengan Kloter 19 asal Ponorogo itu tampak sehat begitu mendarat di Bandara Juanda Kamis (27/6/2024).

Meski usianya sudah satu abad lebih, kakek ini masih sanggup sekadar berdiri dan berjalan beberapa langkah. "Alhamdulillah," ucap Mbah Hardjo dengan menunjukkan  jempol dan tersenyum.

Sebagaimana keterangan tertulis yang disampaikan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya, selama menjalankan ritual haji Mbah Hardjo selalu ditemani putranya, Sirmad. Putranya ini yang setia mendampingi.

Hebatnya, meski usianya akan menginjak 110 tahun pada 2 Juli 2024 besok, Mbah Hardjo masih sehat. Sirmad mengaku, ayahnya itu bisa melaksanakan rangkaian ibadah haji sendiri, baik ibadah sunnah maupun wajib. "Hanya saat melontar jumrah, saya yang badalkan (wakilkan). Selebihnya Mbah Hardjo melakukan sendiri," tutur Sirmad yang setia membawakan kursi roda dari kampungnya.

Sementara pergerakan dari Arafah menuju Muzdalifah dan Mina, Mbah Hardjo didampingi Sirmad mengikutinya dengan skema murur. Meski membawa kursi roda sendiri, selama di tanah suci, Mbah Hardjo tidak selalu memakai kursi roda.

Keluarga Mbah Hardjo bersyukur mendapat hotel yang dekat dengan Masjid Nabawi. Sirmad dibuat kagum dengan kesehatan ayahnya. Mbah Hardjo kerap berjalan kaki menuju masjid Nabawi. "Setiap berangkat salat seringkali berjalan kaki menuju masjid," kenangnya.

Selain Mbah Hardjo, Sirmad berangkat haji bersama istri dan mertuanya. Mereka terharu begitu tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Mendampingi Mbah Hardjo yang sudah sepuh.

Sirmad membagikan pengalamannya ketika di Mina mengalami suhu udara mencapai 50 derajat. "Panas sekali waktu itu. Alhamdulillah kondisi kesehatan kami tidak sampai drop," ucapnya.

Sirmad kerap mendapat pesan penting menjalani hidup. Termasuk menjalankan ibadah haji.

Baca juga: Kunjungi Deretan Gedung Eksotik di Wisata Kota Lama Surabaya, Berikut Sejarahnya

Menurut Mbah Hardjo, kuncinya adalah ikhlas selama menjalani rangkaian ibadah haji. Jalani saja semuanya tanpa ada mengeluh.

Sirmad menceritakan selama di tanah suci, Mbah Hardjo tidak rewel dalam hal makan. Semua menu (khusus lansia) dimakan. Mbah Hardjo tidak minta aneh aneh.

Selain itu selama di tanah suci, Mbah Hardjo rajin dan semangat mengikuti senam lansia sehingga menjadi inspirasi bagi jemaah lansia lainnya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(Faiq Nuraini/TribunJatimTimur.com)

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved