Penutupan PKKMB 2024, Unugiri Hadirkan Waketum PBNU dan Supramu Santoso

Penutupan PKKMB 2024, Unugiri Hadirkan Waketum PBNU dan Supramu Santoso

|
Dok Unugiri
Penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2024 Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unigiri) yang berlangsung di Gedung Islamic Center, Dander, Kabupaten Bojonegoro, Kamis (5/9/2024). 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BOJONEGORO -Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) menggelar Penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2024, yang berlangsung di Gedung Islamic Center, Dander, Kabupaten Bojonegoro, Kamis (5/9/2024).

Penutupan PKKMB Unugiri tersebut menghadirkan dua tokoh penting sebagai pemateri. Pertama, Supramu Santoso, founder Supreme Energy. Kedua, KH Zulfa Mustofa, Wakil Ketua Umum (Waketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Dalam pemaparan materi, Supramu Santoso memotivasi seluruh mahasiswa baru agar tidak pernah takut untuk bermimpi, selalu berupaya keras, pantang menyerah dan selalu berdoa kepada Tuhan.

"Anda jangan jangan malu dan jangan takut untuk bercita-cita tinggi. Apapun Anda sekarang ini, ingat masa depan itu tergantung daripada Anda sendiri dan rahmat Tuhan yang maha kuasa. Bekerja keraslah, pantang menyerah dan selalu berdoa kepada Tuhan yang maha Esa. Insyaallah Tuhan akan beri," ujar Supramu.

Supramu juga menghimbau agar mahasiswa menjadi manusia yang tidak rata-rata seperti manusia lainnya.

"Jangan menjadi manusia rata-rata. Kalau Anda menjadi manusia rata-rata, tidak akan ada orang yang melihat Anda. Maka Anda harus berbeda," ucap sosok berusia 76 tahun itu. 

Founder Supreme Energy tersebut lantas mengingatkan kepada seluruh mahasiswa baru untuk memanfaatkan sebaik-baiknya anugerah kesempatan belajar di pendidikan perguruan tinggi. Sebab menurutnya, perguruan tinggi adalah gerbang emas untuk masa depan, dan pendidikan adalah kekuatan terbesar. 

Sosok kelahiran Karangsono, Dander, Bojonegoro tersebut di akhir materinya memberikan beasiswa kepada

Sementara itu, Waketum PBNU, KH Zulfa Mustofa mengatakan bahwa Unugiri termasuk kampus dengan penerima mahasiswa terbanyak di kalangan Nahdlatul Ulama (NU). 

"Di kalangan NU, mahasiswa baru Unugiri masuk kalangan terbanyak. Mahasiswa barunya 1500, ini berarti Unugiri betul-betul menyala, kata bahasa anak-anak sekarang," tuturnya. 

"Alhamdulillah saya dapat silaturahim di Islamic Center untuk kegiatan PKKMB 2024, saya diberi tugas atau amanah untuk menyampaikan terkait tentang Aswaja khususnya bagaimana kampus Unugiri bisa kemudian terlibat secara intensif dengan mahasiswanya untuk menangkal radikalisme," lanjut Kiai Zulfa. 

KH Zulfa Mustofa, mengatakan bahwa tindakan awal radikalisme adalah adanya intoleransi alias ketidaktoleranan pada perbedaan dan keragaman.

"Radikalisme dimulai dari tindakan yang paling awal adanya intoleransi. Ketidaktoleranan seseorang atas perbedaan dan keragaman yang mereka lihat," ujarnya dalam pemaparan materinya, mencegah dan menolak radikalisme. 

Kiai Zulfa kemudian menceritakan tentang sekolah islam anak yang telah disusupi radikalisme, yakni dengan mengajarkan intoleransi dan kebencian kepada orang yang berbeda. Anak-anak dalam sekolah tersebut didoktrin untuk membenci non muslim. Oleh sebab itu, ia berharap agar anak-anak, khususnya yang berada di sekolah mendapat edukasi bahwa perbedaan adalah sebuah keniscayaan agar mereka bijak dalam menghadapi perbedaan.

"Oleh karenanya, ajari kepada anak-anak kita bahwa perbedaan itu sunnatullah dan ajari bagaimana mereka bijaksana menyikapi perbedaan," ujar Kiai Zulfa.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved