10 Tahun Presiden Jokowi

Sinergi dan Kolaborasi Pemerintah Pusat Dorong Jawa Timur Semakin Maju Sejahtera, Ekonomi Melesat

Sinergi dan Kolaborasi Pemerintah Pusat Dorong Jawa Timur Semakin Maju Sejahtera, Ekonomi Melesat dan IPM Terdorong Signifikan

Dok Pemprov Jatim
Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono (1) 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Pemerintah Provinsi Jawa Timur tumbuh bangkit dan semakin maju dalam sepuluh tahun terakhir. Ekonomi berhasil bangkit, daya beli masyarakat semakinmeningkat bahkan saat ini Jawa Timur tengah optimismenyongsong peran baru sebagai gerbang nusantara baru.

Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menegaskan, selama sepuluh tahun terakhir, ekonomi Jawa Timur tumbuh secara progresif. Jika dilihat di tahun 2015, pertumbuhan ekonomi Jatim sangat maju  dengan angka mencapai 5,44 persen. Tahun 2023 angka pertumbuhan ekonomi Jatim ada di angka 4,95 persen.

“Jika dilihat perbandingan secara head to head memang terlihat menurun. Tapi kita tidak bisa melihat sekilas saja. Melainkan kita harus memaparkan bahwa di tahun 2020, ekonomi kita pernah jatuh hingga -2,33 persen,” kata Adhy, Senin (14/10/2024). 

“Namun kita berhasil perlahan bangkit hingga saat ini kondisinya sudah hampir sama dengan pertumbuhan ekonomi kita sebelum pandemi. Artinya kita berhasil bangkit, dan saat ini terus melaju,” imbuh Adhy.

Lebih lanjut Adhy menegaskan, capaian ini tak lepas dari peran pemerintah pusat. Dimana pemerintah pusat menjadi sandaran pemerintah daerah sekaligus penopang. Pasalnya, saat pandemi covid-19, pemerintah pusat di bawah komando Presiden Joko Widodo aktif menggelontor banyak bantuan langsung di banyak sektor.

Mulai untuk pekerja, untuk petani, untuk nelayan, dan juga untuk masyarakat kecil sehingga ekonomi bisa terus melaju meninggalkan kondisi lesu.

Bahkan Adhy menjelaskan, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, ekonomi Jawa Timur pada triwulan II 2024 (y o y) sebesar 4,98 persen ini mencatatkan sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi se-Pulau Jawa. 

Ekonomi Jatim tumbuh 4,98 %, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi ada pada Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas yang tumbuh sebesar 12,69 % . Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi ada pada komponen PK-LNPRT yang tumbuh 12,01 % .

"Khusus konsumsi rumah tangga angkanya meningkat 4,74 % . Dan ada beberapa sub komponennya yang juga meningkat seperti transportasi, mamin, hotel, juga restoran. Karena di periode ini ada momentum libur sekolah dan juga perayaan hari raya," kata Adhy.

Kalau secara kumulatif (c to c), pertumbuhan tertinggi ada di Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh sebesar 11,51 % . Yang mana, pada sisi pengeluarannya, pertumbuhan tertinggi juga ada pada komponen PK-LNPRT yang tumbuh 14,95 % .

"Ekspor barang dan jasa kita juga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi sebesar 4,49 % . Inilah yang membuat Jatim bisa bertahan sebagai penyumbang perekonomian terbesar di Pulau Jawa dengan kontribusi hingga 25,30 % ," katanya. 

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa tren ekspor impor Jatim juga terus tumbuh dalam empat tahun terakhir. Di tahun 2020 ekspor Jatim ada di angka USD 19,216.67 juta. Dan tahun 2023 ekspor Jatim ada di angka USD 21,451.38.

Sedangkan untuk impor USD 19,985.67 di tahun 2020, di tahun 2023 impor Jatim meningkat di angka USD 28,485.58. 

“Pertumbuhan ekonomi kita didukung oleh tiga sub sektor industri pengolahan yang menunjukkan tren kontribusi meningkat selama tahun 2015 - 2023 antara lain adalah industri makanan dan minuman, industri kertas dan barang dari kertas dan lain-lain, dan juga industri barang galian bukan logam,” tegas Adhy. 

Di sisi lain, Adhy menuturkan bahwa progresifnya pertumbuhan ekonomi Jatim ini berseiring dengan menurunnya tingkat pengangguran terbuka di Jawa Timur. Dimana saat tahun 2014 angka TPT Jatim ada di angka 4,19 persen. Di tahun 2024, per Februari angka TPT Jatim ada di angka 3,74 persen.

“Tentu kita sangat senang bahwa pertumbuhan ekonomi Jatim ini berseiring dengan penurunan pengangguran. Yang mana ini tampak jelas bahwa TPT Jatim di tahun 2024 ini ada di angka3,74 persen,” ujarnya.

“Memang angka pengangguran Jatim sempat melonjak di tahun2020 dimana TPT Jatim ada di angka 5,84 persen. Ini karena ada pandemi, dimana banyak pekerja dirumahkan. Tapi alhamdulillah seiring dengan ekonomi yang mulai pulih, kita juga melakukan banyak upaya agar lapangan kerja kembali tersedia, alhamdulillah TPT kita justru lebih rendah dibanding saat sebelum pandemi covid-19. Dimana saat 2019, TPT Jatim ada di angka 3,82 persen,” urai Adhy.

Di akhir, Adhy juga menegaskan capaian yang cukup membanggakan bagi Jatim selama sepuluh tahun terakhir adalahdalam hal IPM. Dalam sepuluh tahun terakhir, IPM Jatim meningkat pesat. Di tahun 2014, IPM Jatim ada di angka 2014, dan di tahun 2023, IPM Jatim ada di angka 74,65. 

Tentu hal tersebut tercapai atas kerja bersama. Dimana Pemprov Jatim sendiri aktif melakukan banyak program peningkatan IPM. Mulai dari meningkatkan kualitas pembelajaran di jenjang SMA SMK, memberi peningkatan kualitas guru dan tenaga kependidikan, meningkatkan infrastruktur dan banyak lagi.

“Dan tentu juga berkat dukungan dari pemerintah pusat. Dimana di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, sinergi dan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah sangat berjalin baik,” pungkas Adhy. (*)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Fatimatuz Zahroh/TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved