Berita Surabaya

Polisi Gadungan Pacari Wanita untuk Dapat Gelang Emas

Mirisnya lagi, Tersangka RAAA memanfaatkan kebohongan itu untuk mengencani seorang wanita teman semasa sekolahnya berinisial RN (22) warga Wiyung.

Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM/Luhur Pambudi
Saat Tersangka RAAA ditangkap anggota Polsek Wiyung. 

 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Surabaya - Polsek Wiyung Surabaya menangkap seorang polisi gadungan yang telah mengencani wanita untuk menguras perhiasan dan uangnya. 

Tersangka berinisial RAAA (19) warga Kecamatan Gayungan, Surabaya. Ia berlagak sebagai anggota Korps Bhayangkara selama kurun sekitar setahun. 

Selama kurun waktu itu, ia mengaku sebagai Polisi berpangkat briptu dan berdinas di Direktorat Intelkam Polda Jatim. 

Baca juga: Persija Kembali Jadi Tim Musafir, Laga Kontra Madura United Tak Digelar di Jakarta, Ini Jadwalnya

Padahal, setelah kasus penipuan dan penggelapan yang dilakukan tersangka mulai diselidiki oleh Anggota Reskrim Polsek Wiyung, seluruh ia tak dikenal di kalangan kepolisian di direktorat yang ia maksud.

Mirisnya lagi, Tersangka RAAA memanfaatkan kebohongan itu untuk mengencani seorang wanita teman semasa sekolahnya berinisial RN (22) warga Wiyung, Surabaya. 

Korban RN yang sudah terlanjur percaya sempat memberikan gelang emas seberat sembilan gram miliknya kepada tersangka RAAA. 

Kanit Reskrim Polsek Wiyung AKP Ristitanto mengatakan, tersangka RAAA berdalih meminjam gelang emas korban untuk suatu keperluan yang tak jelas. 

Korban yang terlanjur kepincut dengan tersangka, lantas memberikan gelang tersebut kepada tersangka.

Nyatanya, gelang emas korban malah dijual di tukang penjualan emas kaki lima di kawasan Pasar Blauran, seharga tiga juta rupiah. 

Bahkan, sebelum kasus penipuan ini berlanjut hingga laporan kepolisian, tersangka juga sempat meminta uang sejumlah Rp 125 ribu kepada korban. 

"(Hasil kejahatan) Buat bayar kos-kosan dan makan," ujarnya Kamis (31/10/2024). 

Seragam cokelat anggota Polri yang kerap dipakai oleh tersangka juga memikat korban. 

Ristitanto juga menambahkan, korban dan tersangka sebelumnya juga merupakan teman satu angkatan di sekolah. 

Sehingga pengalaman pernah mengenal satu sama lain semasa masih bersekolah memudahkan tersangka menjalankan aksi kejahatannya. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved