Liputan Khusus Banyuwangi Lumbung Ikan

Tambak Terbatas Tapi Suplai 20 Persen Produksi Jatim, Banyuwangi Rujukan Budidaya Udang Nasional

Berdasarkan peraturan daerah terbaru, luasan tambah udang di Banyuwangi dibatasi hanya 1.381 hektare.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur/Aflahul Abidin
Seorang koki memeragakan cara memasak udang dalam Shrimp Festival 2024. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Banyuwangi - Kabupaten Banyuwangi dikenal sebagai salah salah satu daerah di Jatim dengan potensi perikanan yang besar. Bukan hanya perikanan tangkap, Banyuwangi juga andal dalam bidang perikanan budidaya.

Salah satu produk budidaya ikan di Banyuwangi yang dikenal hingga skala nasional adalah budidaya udang.

Baca juga: Banyuwangi Lumbung Ikan, Potensi Perikanan Tangkap Capai 700 Ribu Ton Per Tahun

Khusus udang, Banyuwangi merupakan primadona. Dengan luasan tambak udang yang terbatas, produksi Banyuwangi bisa dibilang jauh di atas rata-rata.

"Berdasarkan peraturan daerah terbaru, luasan tambah udang di Banyuwangi dibatasi hanya 1.381 hektare. Dengan luasan yang terbatas, produksi udang di Banyuwangi mencapai 19.260 ribu ton per tahun," tambah Suryono.

Produksi udang menyumbang sebanyak 20 persen produksi di Jatim. Sekaligus menjadi daerah dengan penghasil udang terbesar. Menurut Suryono, Banyuwangi merupakan daerah rujukan bagi pengembangan teknologi perudangan di Indonesia.

"Jadi teknologinya yang digunakan di Banyuwangi bagus. Pakar tambak udang ada di Banyuwangi. Banyuwangi juga jadi barometer perundangan nasional," imbuhnya.

Baca juga: Rahmad akan Buat Rumah Kreatif Milenial, Bagus Janji Naikkan Siltap Perangkat Desa 

Terakhir soal perikanan budidaya air tawar. Sektor ini boleh dibilang tak terlalu signifikan dibanding dua sektor sebelumnya. Namun, Banyuwangi memiliki target untuk mengembangkan kampung-kampung ikan budidaya di daerah-daerah tertentu. 

Untuk mendukung potensi udang itu, Banyuwangi juga menggelar Shrimp Festival yang mengangkat potensi produk perikanan udang pada 7 September 2024.

Baca juga: Angin Puting Beliung Landa 2 Kecamatan di Bondowoso, Puluhan Bangunan Rusak

Banyuwangi merupakan barometer perudangan nasional dengan total produksi 19.260 ribu ton per tahun atau menyumbang 20 persen dari total produksi Jatim.

Event tersebut digelar atas kolaborasi antara Pemkab Banyuwangi dan Konservasi Indonesia, organisasi yang fokus pada isu keberlanjutan dan lingkungan.

Senior Ocean Program Advistor Konservasi Indonesia, Victor Nikijuluw, menyebut Shrimp Festival digelar sebagai edukasi pemanfaatan teknologi dan proses budidaya udang yang ramah lingkungan. Seperti menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), zero antibiotik, pemanfaatan teknologi, dan penerapan tambak budidaya yang baik.

Dalam festival itu, Pemkab Banyuwangi dan Konservasi Indonesia mendampingi ratusan pembudidaya udang skala kecil, untuk mendorong pembudidayaan berkelanjutan hingga mendapatkan serifikat. 

Sertifikat yang berkaitan dengan jaminan kualitas udang ini, berguna untuk membuka peluang pasar yang lebih luas bagi para penambak skala kecil yang memiliki luasan tambak antara seperempat hingga setengah hektare.

"Sertifikat ini penting agar mereka bisa ekspor dan menjual ke perusahaan besar. Dengan berserifikat harga jual mereka juga naik antara Rp 3 ribu hingga Rp 4 ribu per kg," kata dia.

 

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

 

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

 

(Aflahul Abidin/TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved