Lipsus Ketahanan Pangan Jatim
Cikal Bakal Pertanian Organik di Bondowoso, Berawal dari Sulitnya Pupuk
Kesulitan mendapatkan pasokan pupuk rupanya yang menjadi asal muasal pertanian organik di Lombok Kulon, Wonosari, Bondowoso
Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Sri Wahyunik
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BONDOWOSO - Mulyono, adalah Kepala Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari saat ini. Dulunya di Tahun 2008 merupakan Ketua Gabungan Kelompok Tani Al Barokah di desa tersebut yang ikut menginisiasi pertanian organik.
Ia mengaku lahirnya pertanian organik ini merupakan buah dari kesulitan petani mendapatkan pupuk di Tahun 2008. Mereka kemudian berinovasi memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk.
Kala itu, dirinya didukung oleh Dinas Pertanian (tahun 2008,red) Bank Indonesia, dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Saat ini, sudah ada 5 poktan,dan 412 petani di wilayahnya yang menerapkan pertanian organik di lahan seluas 105 hektar.
Dalam realisasinya, pertanian dan peternakan di desanya menerapkan simbiosis mutualisme. Karena, pembuatan pupuk organik padat (POP) memanfaatkan kotoran kotoran sapi yang difermentasi. Meski kini, sebenarnya tak hanya di desanya.
Poktan bahkan juga membeli kotoran hewan dari desa tetangga, di Desa Lombok Wetan.
“Petani dan peternakan di sini, simbiosis mutualisme,” jelasnya.
Sementara untuk menghadapi wereng atau tikus, pihaknya juga membuat “obat” dari daun-daunan. Hingga menghasilkan, pestisida nabati, dan agensi hayati, serta pupuk cair.
“Ada kelompok sendiri yang dilatih untuk membuat pestisida ini,” terangnya.
Untuk memastikan irigasi air tetap steril, dan tak berkurang. Pihaknya secara konsisten menolak, perusahaan air yang hendak melakukan pengeboran di desanya.
Menurut Mulyono, dalam memasarkan beras organik, sebenarnya Gapoktan Al Barokah telah ada beberapa pembeli (buyer) yang sudah MoU.
Baca juga: Pertanian Organik Masa Depan Ketahanan Pangan Bondowoso, Permintaan Pasar Tinggi
Ini yang menjadi dasar pihaknya melakukan pengiriman beras organik dengan packaging model vakum, masing-masing dalam kemasan 1 kilogram ke berbagai wilayah. Seperti Jepang, Malaysia, Papua, Kalimantan, hingga Banjarmasin.
Dirinya berharap pemerintah daerah bisa menerapkan pertanian organik ini ke kawasan lain, karena pasar beras organik ini sangat menguntungkan pada petani. Tapi, produknya kurang untuk diekspor atau dikirm ke kawasan lain. Kendati memang dalam penerapan pertanian organik tak hanya tentang penggunaan pupuk alami. Namun juga harus didukung dengan irigasi air yang bersih.
“Saya harap pemerintah daerah juga menerapkan ini ke kawasan lain,” pungkasnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
Pertanian organik
Beras organik
Desa Lombok Kulon
Wonosari
Bondowoso
Pupuk
TribunJatimTimur.com
pertanian
Jaga Pasokan, Pemkab Lumajang Targetkan Penanaman Bawang Merah Capai 30 Hektar per Tahun |
![]() |
---|
DPRD Lumajang Ajak Pemkab Perhatikan Kesejahteraan Petani untuk Jaga Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Pj Bupati Dorong Produk Pisang asal Lumajang Tembus Pasar Ekspor |
![]() |
---|
Pemkab Lumajang Fokus Pembenahan Infrastruktur Pendukung Lahan Pertanian Demi Jaga Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Pertanian Organik Masa Depan Ketahanan Pangan Bondowoso, Permintaan Pasar Tinggi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.