Berita UMKM
Harga Kedelai Naik, Produksi Pabrik Tahu di Kota Blitar Turun
Produksi pabrik tahu di Kota Blitar, Jawa Timur menurun dampak naiknya harga kedelai, terkerek nilai tukar rupiah terhadap dolar
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BLITAR - Produksi pabrik tahu di Kota Blitar, Jawa Timur menurun dampak naiknya harga kedelai.
Saat ini, harga kedelai di Kota Blitar mencapai Rp 10.200 per kilogram.
Sepekan lalu, harga kedelai masih kisaran Rp 9.700 per kilogram.
Seperti yang dialami salah satu pabrik tahu di Kelurahan Pakunden, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.
Produksi pabrik tahu di Kelurahan Pakunden ini menurun dampak naiknya harga kedelai.
Pekerja pabrik tahu, Delon Saputra (28) mengatakan, biasanya produksi tahu bisa 80 sampai 90 kali masakan per hari.
Satu masakan rata-rata membutuhkan 17 kilogram kedelai. Berarti dalam sehari, pabrik membutuhkan 1,4 ton kedelai untuk memproduksi tahu.
Namun, sekarang, pabrik tahu rata-rata hanya memproduksi tahu sebanyak 60 kali masakan atau membutuhkan 1 ton kedelai.
Baca juga: Uji KIR di Bondowoso Gratis, Namun Peminatnya Turun 15 Persen
"Karena harga kedelai naik, dampaknya produksi tahu ikut turun. Sekarang sehari rata-rata produksinya 60 masakan, biasanya sampai 80-90 masakan," kata Delon, Rabu (16/4/2025).
Dikatakan Delon, harga kedelai terus naik belakangan ini. Sepekan lalu, harga kedelai masih kisaran Rp 9.700 per kilogram.
Sekarang, harga kedelai sudah tembus Rp 10.200 per kilogram.
"Harga kedelai terus naik, tiap hari naiknya Rp 100 per kilogram," ujarnya.
Menurutnya, meski harga kedelai naik, harga jual tahu tetap tidak naik. Harga jual tahu antara Rp 1.000 sampai Rp 2.500 per potong.
"Pedagang belum berani menaikkan harga jual tahu. Karena kondisi pasar sepi. Untuk menyiasati, ukuran tahu diperkecil," katanya.
Baca juga: Kronologi Isu Ijazah Jokowi Palsu Mencuat, Kini Digugat Hingga Keaslian Skripsi Turut Terbongkar
Delon tidak tahu pasti penyebab harga kedelai naik. Ia memperkirakan harga kedelai naik dampak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga naik.
"Harga kedelai ikut kurs dolar AS. Karena barangnya impor dari luar negeri. Kalau dolar naik, harga kedelai ikut naik," ujarnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.