Berita Madiun

Rapat Kerja Nasional 2025, Alumni Universitas Jember dan Pemkab Madiun Siap Jadi Kakak Asuh

Keluarga Alumni Universitas Jember (Kauje), menjalin kesepakatan dengan Pemkab Madiun, untuk bersama sama menghasilkan lulusan berkualitas

Editor: Sri Wahyunik
Surya / Febrianto Ramadani
KAKAK ASUH - Ketua Umum Pimpinan Pusat Kauje, M Sarmuji (kanan), Rektor Universitas Jember Iwan Taruna (tengah), dan Bupati Madiun Hari Wuryanto (kiri), menandatangani MOU Program Kakak Asuh, pada Rapat Kerja Nasional Keluarga Alumni Universitas Jember, di Pendapa Muda Graha, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Sabtu (26/4/2025). Program Kakak Asuh menjadi bakti Keluarga Alumni Universitas Jember, untuk menghasilkan kontribusi bagi masyarakat dan pembangunan di Kabupaten Madiun. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, MADIUN - Keluarga Alumni Universitas Jember (Kauje), menjalin kesepakatan dengan Pemkab Madiun, untuk bersama sama menghasilkan lulusan berkualitas.

Kerjasama itu dalam bentuk program Kakak Asuh, yang tertuang dalam Penandatanganan Nota Kesepahaman, serta disaksikan puluhan alumni, pada Rapat Kerja Nasional, di Pendapa Muda Graha, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Sabtu siang (26/4/2025).

Ketua Umum Pimpinan Pusat Kauje, M Sarmuji, memaparkan, program Kakak Asuh meliputi beasiswa, magang dan lain sebagainya.

Tujuannya, lanjut Sarmuji, supaya terus menumbuhkan kesadaran kepada para alumni, agar selalu berkontribusi bagi masyarakat.

“Mimpi kami bukan hanya berhenti pada beasiswa saja, tetapi suatu saat bisa menyelenggarakan atau mengelola crowdfunding,” papar Sarmuji.

Pria yang juga dikenal sebagai anggota DPR RI tersebut menilai, crowdfunding bisa membuat kalangan universitas, begitu leluasa mengelola pendanaan yang lebih besar.

Baca juga: Warga Temukan Mayat Bayi Laki-laki di Dalam Rumah Warga di Magetan

“Tanpa pendanaan yang lebih besar, sulit bagi pendidikan bangsa untuk maju. crowdfunding di negara-negara maju sudah berkembang sedemikian rupa. Tapi di Indonesia sebaliknya,” jelasnya.

“Rata-rata kampus itu baru mengelola antara Rp 1 triliunan. Contoh Universitas Jember, baru mengelola Rp 800 miliar. Lalu di Harvard, bantuan pemerintahnya saja Rp 150 triliun,” sambung M Sarmuji.

Menurutnya, dengan pendanaan besar, tentu bisa mewujudkan program program pendidikan, yang tersedia di masing masing kampus menjadi lebih baik.

“Maka dari itu, bantuan pemerintah dan mungkin saja suatu saat bisa kami adakan crowdfunding, bisa perkuat jaringan untuk bisa menopang Universitas Jember, menjadi lebih besar,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, Rektor Universitas Jember  Iwan Taruna menuturkan, MOU dengan Pemkab Madiun merupakan wujud nyata bersama, dalam memajukan pembangunan.

“Misalnya kegiatan Kuliah Kerja Nyata, mahasiswa-mahasiswi nanti bisa saja diarahkan ke Kabupaten Madiun. Sehingga bisa disinergikan dengan program Pak Bupati,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, Universitas Jember menghadirkan berbagai fakultas yang lengkap, mulai dari Sosial sampai Eksak, tinggal menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.

“Perguruan tinggi tidak hanya dituntut untuk untuk menghasilkan lulusan berkualitas dalam bidang akademik, tapi juga diharapkan memberikan dampak yang nyata,” ungkapnya.

Baca juga: HAKI Sound Horeg, Dosen UM Surabaya Sebut Perlu Regulasi Jelas Terlebih Dahulu

“Bagi perguruan tinggi, alumni khususnya Kauje menjadi bagian penting terhadap suatu perkembangan perguruan tinggi. Penguatan kolaborasi ini saling memberikan manfaat positif, demi masyarakat,” tuntas Iwan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved