Berita Probolinggo

Umat Hindu Tengger Rayakan Hari Raya Kuningan, Tanda Berpulangnya Dewa-Dewi ke Surga

Dalam serangkaian Hari Raya Galungan, umat Hindu Suku Tengger di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, juga menggelar Hari Raya Kuningan.

Penulis: Ahsan Faradisi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Ahsan Faradisi
KUNINGAN : Warga Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, saat melaksanakan sembahyang Hari Raya Kuningan, Sabtu (3/5/2025). Hari Raya ini digelar 10 hari usai Hari Raya Galungan. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, PROBOLINGGO - Dalam serangkaian Hari Raya Galungan, Umat Hindu Tengger di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, juga menggelar Hari Raya Kuningan.

Hari Raya Kuningan ini ditandai dengan sembahyang di pura masing-masing serta membawa berbagai macam aneka sesaji.

Umat Hindu Suku Tengger yang bermukim di sekitar lereng Gunung Bromo, Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, memadati Pura Randu Agung, Sabtu (3/5/2025).

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Desa Sapikerep Sujianto mengatakan, Hari Raya Kuningan ini biasa digelar di 10 hari usai Hari Raya Galungan dan menggelar sembahyang di pura masing-masing desa.

Hari Raya Kuningan sendiri, menurut Sujianto, memiliki makna introspeksi diri. Dharma atau kebaikan harus menang melawan Adharma atau kejelekan.

"Doa kami tetap mengungkapkan puja puji syukur dan berterima kasih kepada sang hyang widi wasa dan berharap umat manusia menyatukan rohani agar pikiran, perbuatan yang tidak menyimpang," kata Sujianto.

Hari Raya Kuningan ini, lanjut Sujianto, jatuh pada Sabtu Kliwon atau sebagai tanda berpulangnya para dewa dewi dan batara batari ke surga. Sembahyang dibatasi hingga Pukul 12.00 WIB.

Baca juga: Evakuasi Pendaki Jatuh di Gunung Saeng Bondowoso Ditunda, Seorang Tim Rescue Terluka

"Hari Raya Kuningan adalah kemakmuran karena lambangnya kuning. Setelah acara sembahyang selesai, biasanya dilanjutkan dengan ramah tamah, karena pukul 13.00 WIB harus selesai semua," terangnya.

Sementara Wiwin Wijayanti salah satu Umat Hindu Tengger setempat mengatakan, jika generasi muda wajib menjaga kelestarian adat, budaya dan agama Suku Tengger.

"Dalam kegiatan keagamaan masih banyak generasi muda belum berminat untuk bergabung. Oleh karena itu kami harap kedepannya sadar akan kewajiban menjaga kewajiban sebagai Umat Hindu," pungkas Wiwin.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved