Mata Lokal Fest 2025

Mata Lokal Fest 2025 Tribun Network, Wadah Kolaborasi Bahas Isu Keberlanjutan Lokal Berdampak Global

Mata Lokal Fest 2025 oleh Tribun Network, Wadah Kolaborasi Bahas Isu Keberlanjutan Lokal dengan Dampak Global

Tribun Network
MATA LOKAL FEST 2025 - Perhelatan tahunan dari Tribun Network Mata Lokal Fest 2025 kembali hadir dengan mengusung tema “Cutting Edge for Local Sustainability”. 

Chief Executive Officer (CEO) Tribun Network, Dahlan Dahi mengungkapkan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) memiliki keprihatinan mengenai masalah yang klasik, diantaranya soal kemiskinan, akses kepada pendidikan, soal kesehatan. 

Sehingga, pada tahun 2015, PBB bersama organisasi lainnya merumuskan satu gerakan yang disebut Sustainable Development Goals atau pembangunan berkelanjutan.

Dahlan pun menyebut, Tribun Network sebagai jaringan media terbesar di Indonesia, ingin mengambil peran dalam upaya menyelesaikan sejumlah persoalan tersebut. Memiliki jaringan kantor media di 41 kota serta wartawan yang tersebar lebih dari 300 kota, Dahlan menyakini Tribun Network akan bisa mengambil peran tersebut.

“Kita berharap bahwa dengan jaringan ini kita bisa membuka akses informasi mengenai kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan di seluruh Indonesia dan semoga kita bisa terlibat terang-benderang,” kata Dahlan Dahi.

Dalam pembukaan acara Mata Lokal Fest 2025 ini, turut dihadiri oleh Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Kamrussamad; Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian, Sam Herodian; Direktur UNIC Jakarta, Miklos Gaspar; perwakilan sponsor serta mahasiswa.

Dahlan menambahkan, konektifitas antara seluruh pemangku kepentingan kini terus terjalin dengan baik, dalam menjawab tantangan global sehingga sangat memungkinkan jika sejumlah permasalahan bisa teratasi satu persatu.

Dahlan pun menceritakan salah satu permasalahan yang justru mendapat jalan keluar dan menjadi inovasi baru, yakni sampah pada makanan pada program pemerintah Makan Bergizi Gratis atau MBG bagi anak-anak.

Dimana, sisa-sisa makanan yang beraneka ragam itu justru bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos oleh para petani. Apalagi, kata Dahlan, PT Sampoerna kini membina lebih dari 21 ribu petani di berbagai daerah.

“Bagaimana kalau PBB bisa menemukan resources atau best practice dari negara lain yang bisa mengelola sampah organik ini dengan lebih baik. Jadi connecting stakeholders saya rasa itu adalah salah satu usaha kecil kita, usaha kecil kita di Tribun dalam rangka bersama-sama membantu tugas yang mulia,” ujar Dahlan.

Dahlan juga menyinggung tantangan lain yang bakal dihadapi manusia di dunia saat ini yakni, menghadapi unprecedented perubahan yang akan dideliver oleh artificial intelligence atau AI. Dimana, dampaknya akan lebih banyak lagi orang yang kehilangan pekerjaan. 

“Jadi semoga usaha kita bareng-bareng ini betapapun kecilnya bisa bersama-sama membangun sinergi untuk mengatasi masalah-masalah publik yang sudah terjadi dan akan terjadi. Ini tugas yang mulia sekali,” ujar Dahlan Dahi.

Menperin Optimistis

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan sedang merancang aturan mengenai pembiayaan untuk transformasi industri ramah lingkungan. Untuk perubahan industri konvensional ke industri hijau, sebuah lembaga yang nantinya akan didirikan bernama Green Industry Service Company atau GISCO akan dibuat.

"Kami sebagai fasilitator dan pendanaan dari financial institution. Mereka akan mengelontorkan dana untuk transformasi pada industri," ujar Agus.

Dengan rencana tersebut, Menperin optimis Permenperin yang sedang disiapkan akan segera dirilis dan dapat membantu transformasi industri di Indonesia. Selain itu, dengan beralihnya industri konvensional ke industri hijau dipastikan bisa membuka pasar-pasar ekspor baru ke negara yang secara ketat menerapkan aturan ketat terhadap lingkungan.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved