Demam Berdarah di Tulungagung

Kasus Demam Berdarah di Tulungagung Menurun Tajam, Warga Diimbau Tetap Waspada

Penurunan ini dipengaruhi oleh berkurangnya intensitas hujan menjelang musim kemarau dan meningkatnya partisipasi warga memberantas sarang nyamuk.

Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur/Istimewa/Afif
FOGGING TOILET - Petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung melakukan pengasapan (fogging) di toilet SDN 2 Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (21/2/2025) setelah seorang siswi kelas 5 meninggal karena demam berdarah dengue (DBD). Di 2 bulan awal 2025 ini ada 198 kasus DBD di Kabupaten Tulungagung, 4 di antaranya meninggal dunia. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM,Tulungagung - Setelah sempat menjadi ancaman serius di awal musim hujan, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Tulungagung menunjukkan tren penurunan signifikan.

Penurunan ini dipengaruhi oleh berkurangnya intensitas hujan menjelang musim kemarau dan meningkatnya partisipasi warga dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

“Grafik penurunan kasus DBD sudah terlihat sejak Februari 2025,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Tulungagung, Desi Lusiana Wardani.

Baca juga: Hengkang dari PSIS Semarang? Bintang Asia Tenggara Beri 1 Kode, 3 Tim Liga 1 Kans Menanti

Berdasarkan data Dinas Kesehatan, sejak puncaknya pada Januari 2025 dengan 144 kasus—tiga di antaranya meninggal dunia—jumlah kasus terus menurun. Pada Februari tercatat 100 kasus dengan satu kematian, kemudian menurun lagi menjadi 55 kasus pada Maret, dan 28 kasus pada April tanpa korban jiwa. Hingga pekan pertama Mei 2025, hanya ada satu kasus yang dilaporkan.

Sebagai perbandingan, pada tahun sebelumnya (2024), puncak kasus terjadi pada April dengan 292 kasus, dan sedikit menurun di Mei menjadi 275 kasus.

Baca juga: 2 Misi Besar di Laga PSS Vs Persija, Elang Jawa Ingin Tetap di Liga 1, Macan Kemayoran Bidik 4 Besar

Desi mengapresiasi peningkatan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. “Kesadaran masyarakat meningkat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk,” ungkapnya.

Meski situasi terkini cukup terkendali, Desi mengingatkan agar masyarakat tetap waspada. Ia menjelaskan, kondisi cuaca yang masih labil—panas diselingi hujan—bisa menciptakan tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyebar virus dengue, untuk berkembang biak.

“Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk tetap menjadi langkah paling efektif untuk mencegah penularan DBD,” tegasnya.

(David Yohanes/TribunJatimTimur.com)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved