Liga Champions

Dihajar di Final UCL dan Gagal Treble, Inter Milan Susul Jejak 2 Pendahulu dari Liga Jerman

Inter Milan menyusul jejak pendahulu dari Liga Jerman usai dihajar di final Liga Champions 2024/2025 hingga gagal raih tiga gelar atau treble.

Editor: Luky Setiyawan
inter.it
EKSPRESI PEMAIN INTER - Ekspresi para pemain Inter Milan seusai pertandingan Liga Italia Serie A musim 2024/2025. Inter Milan menyusul jejak pendahulu dari Liga Jerman usai dihajar di final Liga Champions 2024/2025 hingga gagal raih tiga gelar atau treble. (inter.it) 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Inter Milan menyusul jejak pendahulu dari Liga Jerman usai dihajar di final Liga Champions 2024/2025 hingga gagal raih tiga gelar atau treble.

Diketahui, jauh sebelum mencapai final Liga Champions, Inter Milan sempat memiliki ambisi untuk meraih treble.

Pasalnya, Inter Milan sempat berpeluang meraih tiga gelar, yakni Serie A, Coppa Italia, dan juga Liga Champions.

Namun, alih-alih meraih treble, Nerazzurri justru akhiri musim 2024/2025 dengan tanpa gelar.

Baca juga: Catatan Kontras Inter Milan dan PSG usai Final UCL, Nerazzurri Miris, Les Parisiens Fantastis

Baca juga: Antisipasi Ditinggal Simone Inzaghi Usai Dihajar PSG, Inter Milan Bidik 3 Nama Jadi Pengganti

Sebagai permulaan, Inter Milan gagal meraih Coppa Italia usai disingkirkan AC Milan di semifinal.

Kemudian, di Liga Italia, Inter Milan kalah dari Napoli dalam persaingan meraih Scudetto, imbas tertinggal satu poin hingga pekan terakhir.

Terakhir, dan juga puncak kemalangan Inter Milan di musim 2024/2025 terjadi di Liga Champions.

Di partai final yang berlangsung di Allianz Arena, Minggu (1/6/2025) dini hari WIB, Inter Milan dihajar PSG dengan skor telak 5-0.

Lima gol Les Parisiens ke gawang Inter dibuat lewat gol Achraf Hakimi, dua gol Desire Doue, dan masing-masing satu gol dari Khvicha Kvaratskhelia dan Senny Mayulu.

Tak ayal, kegagalan Inter Milan meraih tiga gelar di musim ini mengikuti jejak dua tim Liga Jerman, yakni Bayer Leverkusen dan Bayern Muenchen.

Dilansir dari BolaSport.com, Inter Milan menjadi tim Eropa ketiga di era 2000-an yang gagal meraih tiga gelar sekaligus usai tumbang di final Liga Champions.

Sebelum Inter Milan, ada Bayer Leverkusen yang gagal meraih treble winners pada musim 2001-2002.

Di musim tersebut, tim berjuluk Die Werkself itu harus puas menjadi runner-up Liga Champions usai dibekuk Real Madrid.

Lalu, Leverkusen juga gigit jari di Bundesliga karena finis di belakang Borussia Dortmund dan hanya jadi runner-up di DFB Pokal usai tumbang dari Schalke 04.

Kegagalan meraih treble winners yang dirasakan Leverkusen kemudian menghinggapi Bayern Muenchen satu dekade berselang.

Pada musim 2011-2012, tim berjuluk Die Roten ini jadi runner-up Liga Champions di kandang sendiri usai takluk lewat adu penalti dari Chelsea.

Kemudian Muenchen juga gagal menjuarai Bundesliga dan DFB Pokal usai dikalahkan Borussia Dortmund.

Meski tak serupa dengan Leverkusen dan Muenchen, Inter Milan juga memiliki kiprah yang sama karena menjadi runner-up di ajang Liga Italia dan Supercoppa Italiana.

Di Coppa Italia, langkah Nerazzurri harus terhenti di babak semifinal usai kalah agregat 1-4 dari AC Milan.

Meski mengikuti jejak buruk dua pentolan Bundesliga itu, setidaknya Inter Milan pernah merasakan manisnya meraih treble pada musim 2009-2010.

Pada musim tersebut, Inter Milan, yang ditukangi Jose Mourinho, mampu meraih gelar Liga Italia, Coppa Italia, dan Liga Champions.

Kesuksesan itu kemudian membuat kampiun tiga kali Liga Champions itu menjadi tim Italia pertama yang meraih treble winners.

Kini, Inter Milan akan menyambut musim baru bersama pelatih baru, seiring beredarnya kabar bahwa Simone Inzaghi akan angkat kaki.

Pelatih berusia 49 tahun itu kabarnya akan menerima pinangan raksasa Arab Saudi, Al Hilal, untuk Piala Dunia Klub 2025.

Usai Inter Milan Dihajar PSG, Simone Inzaghi Singgung Masa Depannya Sebagai Pelatih Nerazzurri

Simone Inzaghi menyinggung masa depannya sebagai pelatih Inter Milan, usai tim asuhannya dihajar PSG di final Liga Champions 2024/2025.

Diketahui, final Liga Champions melawan PSG tersebut berlangsung di tengah spekulasi yang terus berlanjut tentang masa depan Simone Inzaghi sebagai pelatih Inter Milan

Belakangan ini, sempat mencuat kabar yang mengaitkan kabar yang mengaitkan Simone Inzaghi dengan Al Hilal.

Di sisi lain, juga muncul kabar Inter Milan yang ingin memperpanjang kontraknya.

Namun, setelah dihajar PSG di final Liga Champions, masa depan Simone Inzaghi sebagai pelatih Inter Milan kembali jadi pertanyaan.

“Terlalu banyak kekecewaan untuk membicarakan masa depan saat ini,” kata Simone Inzaghi dalam konferensi pers usai pertandingan Inter Milan melawan PSG.

“Kami telah memberikan segalanya dalam 58 pertandingan,” lanjut pelatih Inter tersebut.

“Kami telah sampai di sini sejak 13 Juli.”

“Jadi berbicara tentang masa depan sekarang tampaknya tidak tepat bagi saya.”

“Kami memulai lagi dari klub yang kuat yang telah merekrut dua pemain untuk musim depan.”

“Mereka tahu mereka harus berbuat lebih banyak,” lanjut Inzaghi.

“Namun, mereka selalu bersama kami.”

"Mereka selalu mendukung kami, baik atau buruk. Mereka mengatakan kepada saya betapa bangganya mereka dengan 59 pertandingan ini."

“Banyak penggemar datang ke sini dengan harapan untuk mengakhiri perjalanan yang telah kami lalui, tetapi seperti dua tahun lalu, kami tidak berhasil dalam pertandingan yang paling penting.”

“Kami akan memikirkannya dengan tenang dan memulai lagi dengan keyakinan,” tambah Inzaghi.

"Kami pernah melalui ini sebelumnya. Karena final meninggalkan jejak pada Anda, dan kami harus memulai dengan lebih kuat lagi."

Sementara itu, Inzaghi ditanya apakah ia berharap untuk tetap menjadi pelatih Inter di Piala Dunia Antarklub bulan depan.

Lantas, Simone Inzaghi mengakui bahwa ia tidak yakin apakah ia akan menjadi pelatih Inter Milan untuk Piala Dunia Antarklub FIFA setelah kekalahan hari ini dari PSG.

“Saya tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan terakhir itu sekarang,” akunya.

"Saya datang ke sini untuk menyampaikan kesopanan dan rasa hormat. Karena ini adalah kekalahan yang membuat saya sedih."

“Anda keluar dari kekalahan dengan lebih kuat,” kata Inzaghi kemudian.

“Kedengarannya klise, tetapi kami pernah mengalaminya sebelumnya dan kemudian kami memenangkan liga.”

"Ada kepahitan. Namun, kami harus tetap tegar, mengetahui bahwa kami melawan tim yang pantas menang."

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran di Whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved