Sampah Pantai Gemah
Pengelola Pantai Gemah Minta Perhutani dan Pemkab Tulungagung Ikut Bersihkan Banjir Sampah
Pengelola Pantai Gemah, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, harus membersihkan sampah dari laut secara manual
Penulis: David Yohanes | Editor: Sri Wahyunik
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, TULUNGAGUNG - Pengelola Pantai Gemah, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, harus membersihkan sampah dari laut secara manual.
Sampah ini dampak dari banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Trenggalek, kabupaten tetangga.
Saluran pembuangan dari Trenggalek masuk ke Teluk Popoh Tulungagung melalui Bendungan Niyama.
Material yang terbawa banjir, seperti kayu, bambu dan aneka sampah plastik maupun rumah tangga mendarat di pantai karena dibawa ombak.
Ketua Pokdarwis Pantai Gemah, Imam Rojikin, mengeluhkan tidak ada yang peduli dengan banjir sampah ini.
"Saya mohon para pemangku kepentingan terkait untuk mengambil langkah nyata," ujar Rojikin, Senin (2/5/2025).
Lanjutnya, selama ini pemasukan dari tiket Pantai Gemah dibagi 3 sesuai Perjanjian Kerja Sama (PKS).
Selain untuk pengelola, uang tiket juga dibagi untuk Pemkab Tulungagung dan Perhutani.
Namun saat terjadi bencana banjir sampah, kedua instansi itu tidak ikut cawe-cawe.
"Kami sendirian yang harus membersihkan. Padahal panjangnya garis pantai itu 1 kilometer lebih," keluh Rojikin.
Baca juga: Dari Hobi, Siswa MTsN di Kota Blitar Hasilkan Dolar Jual Karakter Animasi Game Roblox
Selama ini Pantai Gemah menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar dari destinasi wisata.
Namun saat terjadi banjir sampah, pengelola Pantai Gemah yang harus berjuang sendiri.
Padahal dibutuhkan dua alat berat, yaitu satu bulldozer dan satu ekskavator untuk mempercepat pembersihan.
"Terlalu lama kalau pakai cara manual, wisatawan keburu kabur. Kita buatkan lubang , lalu sampah itu kita timbun," jelas Rojikin.
Namun sejauh ini Perhutani maupun Pemkab Tulungagung belum memberikan respons.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.