Liga Italia

Rumor Simone Inzaghi Disebut Jadi Alasan Inter Milan Kalah di Final UCL, Wingback Belanda Membantah

Wingback Belanda, Denzel Dumfries membantah soal rumor Simone Inzaghi menjadi alasan Inter Milan menelan kekalahan di final Liga Champions.

Editor: Luky Setiyawan
X/@championsleague
SIMONE INZAGHI - Simone Inzaghi saat tiba di Munich, Jerman, jelang Final Liga Champions 2024/2025. Wingback Belanda, Denzel Dumfries membantah soal rumor Simone Inzaghi menjadi alasan Inter Milan menelan kekalahan di final Liga Champions. (X/@championsleague) 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Wingback Belanda, Denzel Dumfries membantah soal rumor Simone Inzaghi menjadi alasan Inter Milan menelan kekalahan di final Liga Champions.

Diketahui, Inter Milan di bawah asuhan Simone Inzaghi sempat membuat sensasi dengan mencapai dua kali final di tiga tahun terakhir.

Sebelumnya, Inter Milan besutan Simone Inzaghi mencapai final Liga Champions di musim 2022/2023.

Pada partai puncak tersebut, Nerazzurri dibekuk Man City dengan skor 1-0.

Baca juga: UPDATE Skuad Inter Milan Jelang Hadapi River Plate, 3 Nama Kembali, 5 Lainnya Masih Mangkir

Baca juga: Efek Domino Perubahan Strategi Cristian Chivu, 2 Pemain Inter Milan Kesulitan, 1 Lainnya Kans Dijual

Terbaru pada musim 2024/2025, Inter Milan yang saat itu masih diasuh Simone Inzaghi kembali mencapai partai final Liga Champions.

Kali ini, Inter Milan menghadapi jawara Prancis, PSG.

Namun, Inter Milan yang mencapai final sebagai tim dengan pertahanan terbaik justru harus rela gawangnya dijebol oleh PSG sebanyak lima kali.

Ya, di partai final Liga Champions 2024/2025, Inter Milan menelan kekalahan telah dari PSG dengan skor 5-0.

Tidak ada yang berjalan sesuai keinginan mereka di Allianz Arena.

Namun, pola pikir tim menjelang final tidaklah tepat karena spekulasi yang kuat mengenai masa depan Simone Inzaghi.

Memang, pria berusia 49 tahun itu sudah berunding dengan Al-Hilal mengenai kepindahannya ke Arab Saudi pada musim panas.

Sementara itu, mantan pelatih Inter Milan memilih untuk membuat semua orang tetap tegang, termasuk para pemainnya.

Sayangnya, tindakannya menjadi bumerang bagi Nerazzurri.

“Sangat sulit untuk menerimanya, tetapi ini final: Anda menang atau kalah,” kata Denzel Dumfries kepada Gazzetta dello Sport. 

“Tentu saja, kami kalah telak – 5-0.

“Tetapi PSG adalah tim yang lebih baik dan 31 Mei itu sama sekali bukan hari yang baik bagi kami.

“Kami tidak menunjukkan apa yang selalu kami mampu: kami tidak memenangkan duel, kami terlambat di saat kami biasanya tajam.

“Anda harus menerimanya dan terus maju. Tahun depan kami akan memiliki kesempatan lain, dan kami memiliki segalanya untuk mencoba lagi.

“Sekarang dunia tahu Inter Milan dapat mencapai final – langkah selanjutnya adalah membuktikan Inter dapat memenangkannya.

“Itu langkah terakhir yang kami lewatkan, yang tersulit, karena beberapa tim masih memulai sedikit di depan kami.

“Namun, ini adalah langkah yang dapat dan ingin kami ambil. Coba pikirkan: pada awalnya, tidak seorang pun percaya kami dapat mencapai final, namun kami berhasil melakukannya dua kali.

“Sekarang saatnya untuk mencoba memenangkannya.”

Kemudian, ia mengakui rumor tersebut tidak terlalu memengaruhi Inter Milan sebelum perjalanan mereka ke Jerman.

“Tidak, tetapi tentu saja kami membacanya,” imbuh Dumfries.

“Kami mendengar rumor tersebut dan menyimpannya dalam hati, meskipun kami tidak pernah membicarakannya di antara kami sendiri karena masing-masing dari kami hanya fokus pada final.

“Saya dapat meyakinkan Anda bahwa dalam pikiran kami, itu semua tentang PSG dan tidak ada yang lain.”

Beda dengan Jose Mourinho, Simone Inzaghi Pergi Usai Rusak Impian Tertinggi Inter Milan

Berbeda dengan Jose Mourinho, Simone Inzaghi meninggalkan Inter Milan usai merusak impian tertinggi klub, yakni meraih gelar Liga Champions.

Kepergian Simone Inzaghi dari Inter Milan rupanya tampak masih membekas hingga saat ini.

Bagaimana tidak, Simone Inzaghi pergi usai Inter Milan hancur lebur di final Liga Champions 2024/2025.

Di partai puncak Liga Champions, Nerazzurri dihajar PSG dengan skor 5-0.

Namun, tak lama setelahnya, Simone Inzaghi lebih memilih mengakhiri perjalanan empat tahun di Inter Milan.

Padahal, Simone Inzaghi mendapatkan kepercayaan tak terbatas dari Inter Milan.

Meskipun tidak ada yang akan mencela dia karena menerima tawaran kontrak bernilai besar dari Al-Hilal, ada cara yang lebih baik untuk menangani berbagai hal.

Memang, dari perspektif ini, pria berusia 49 tahun itu bertanggung jawab atas kekalahan telak Inter Milan 5-0 di tangan Paris Saint-Germain.

Dan menurut Gazzetta dello Sport melalui FCInterNews, kepergiannya yang tidak dikelola dengan baik merusak semangat Inter Milan menjelang final Liga Champions.

Sejatinya kasus Simone Inzaghi ini pernah dialami Inter Milan sebelumnya.

Hal ini terjadi kala kepergian Jose Mourinho dari Inter Milan di tahun 2010.

Kala itu, Jose Mourinho meninggalkan Inter Milan usai meraih gelar Liga Champions.

Namun, ada perbedaan krusial.

Tidak seperti Jose Mourinho, yang terus terang bakal meninggalkan Inter Milan, Simone Inzaghi memilih untuk merahasiakan semuanya.

Namun, semua orang bisa melihat ada sesuatu yang terjadi di balik layar.

Meskipun takut dan cemas, Simone Inzaghi tidak pernah menjelaskan keputusannya.

Kendati demikian, banyak pemain yang tahu, dan kemudian terbukti di Munich.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran di Whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved