Piala Dunia Antarklub

Usai Tersingkir dari Piala Dunia Antarklub, 2 Pemain Senior Inter Milan Terlibat Konflik

Dua pemain senior Inter Milan, Lautaro Martinez dan Hakan Calhanoglu terlibat konflik usai tersingkir dari Piala Dunia Antarklub.

Editor: Luky Setiyawan
xAI
Inter Milan - Dua pemain senior Inter Milan, Lautaro Martinez dan Hakan Calhanoglu terlibat konflik usai tersingkir dari Piala Dunia Antarklub.(xAI) 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Dua pemain senior Inter Milan, Lautaro Martinez dan Hakan Calhanoglu terlibat konflik usai tersingkir dari Piala Dunia Antarklub.

Konflik bermula ketika Hakan Calhanoglu ingin dilepas Inter Milan ke klub Turki, Galatasaray.

Sebelumnya, memang sempat beredar kabar gelandang Inter Milan itu diminati Galatasaray.

Ingin bermain di negara asal leluhurnya, Calhanoglu dikabarkan sampai mengungkit-ungkit dedikasinya selama 4 tahun membela Inter.

Baca juga: RATING Pemain Inter Milan di Laga Kontra Fluminense, Perjalanan Nerazzurri di FIFA CWC Berakhir

Baca juga: Rumor Simone Inzaghi Disebut Jadi Alasan Inter Milan Kalah di Final UCL, Wingback Belanda Membantah

"Saya datang ke Inter dengan gratis pada 2021 setelah meninggalkan AC Milan," demikian pernyataan Calhanoglu yang dirilis oleh media Turki, dilansir dari BolaSport.com.

"Saya melakukan yang terbaik selama 4 tahun tetapi sekarang saya ingin melanjutkan karier di Galatasaray."

"Saya ingin Inter mengakui dedikasi saya dengan membiarkan saya pulang ke rumah."

Rupanya, kondisi tersebut semakin rumit usai Nerazzurri tersingkir dari ajang Piala Dunia Antarklub.

Diketahui, Inter Milan tersingkir dari 16 besar usai dikalahkan Fluminense dengan skor 0-2 pada pertandingan yang digelar di Bank of America pada Senin (30/6/2025).

Sementara itu Hakan Calhanoglu belum sempat bermain untuk Inter Milan di Piala Dunia Antarklub tersebut karena cedera.

Situasi kompleks tersebut rupanya membuat sang kapten Lautaro Martinez tak tahan.

Penyerang Inter Milan itu lantas meluapkan kekesalannya dengan menyebut pemain yang tak ingin bertahan silahkan pergi.

"Saya melihat banyak hal yang tidak saya sukai," kata Lautaro Martinez, dilansir dari BolaSport.com.

"Siapa pun yang tidak mau bertahan di Inter harus pergi."

"Sebagai kapten, saya mau bertarung untuk mengejar target dan kami adalah klub yang penting."

"Siapa pun yang ingin bertahan, dia bisa tetap di sini. Mereka yang tidak mau bertahan, silakan pergi," lanjut kapten Inter Milan tersebut.

Perkataan Lautaro Martinez itu bak menyindir Hakan Calhanoglu yang ingin pergi ke Galatasaray.

Tak lama setelah pernyataan Lautaro Martinez tersebut keluar, Hakan Calhanoglu yang tampak tersindir lantas memberi respon yang tak kalah keras.

"Setelah cedera di final Liga Champions, kami sempat membahas apakah saya perlu pergi bersama-sama tim ke Amerika Serikat," kata Hakan Calhanoglu.

"Berada di sana walaupun tidak bisa bermain penting buat saya.'

"Saya ingin dekat dengan tim, memberikan dukungan saya."

"Sayangnya selama sesi latihan di Amerika, saya mengalami cedera lain di area yang berbeda."

"Saya tidak bermain karena cedera, tidak ada alasan lain."

"Kemarin kami kalah dan hasil itu menyakitkan tetapi yang paling memukul saya adalah kata-kata yang muncul setelah itu."

"Kata-kata yang kasar, kata-kata yang memecah belah bukan menyatukan."

"Sepanjang karier, saya tidak pernah mencari alasan dan selalu menunaikan tanggung jawab."

"Saya menghormati semua opini, dari rekan setim, bahkan dari presiden klub."

"Akan tetapi, rasa respek tidak bisa hanya dari satu arah."

"Saya telah menunjukkannya, baik di dalam maupun di luar lapangan."

"Saya percaya di sepak bola, seperti hanya dalam kehidupan, kekuatan sejati datang dari pemahaman bahwa kita harus saling respek."

"Saya tidak pernah mengkhianati seragam ini. Saya tidak pernah bilang saya tidak bahagia di Inter."

"Di masa lalu saya sudah pernah menerima tawaran, beberapa di antaranya sangat penting. tetapi saya memilih bertahan karena saya tahu apa arti seragam ini buat saya."

"Saya mendapatkan kehormatan menjadi kapten tim nasional saya."

"Di sana saya belajar bahwa pemimpin sejati adalah dia yang berada di sisi rekan-rekan setimnya, bukan orang yang menyalahkan personel lain ketika lebih mudah melakukan hal itu."

"Masa depan saya? Kita lihat saja nanti tetapi sejarah selalu mengingat siapa yang terus berdiri bukan siapa yang bersuara paling keras," lanjut gelandang Inter Milan tersebut.

Tersingkir dari Piala Dunia Antarklub, Skuad Inter Milan Disebut Arogan

Pelatih Inter Milan, Cristian Chivu, mengomentari sikap anak asuhnya setelah gugur di Piala Dunia Klub 2025.

Langkah tim runner-up Liga Champions 2024-2025 terhenti di babak 16 besar.

Inter Milan keok di tangan wakil Brasil, Fluminense, dalam pertandingan di Stadion Bank of America, Charlotte, Senin (30/6/2025) waktu setempat.

Dua gol dari German Cano dan Hercules Pereira menamatkan perjalanan panjang Lautaro Martinez dkk setelah melalui musim yang melelahkan.

Cristian Chivu mengomentari kekalahan pasukannya.

Mantan bek jempolan I Nerazzurri menyesalkan kegagalan Inter memanfaatkan dominasi permainan atas lawan.

Total, Inter membukukan penguasaan bola 68 persen dan melepaskan jumlah tembakan lebih banyak (16 berbanding 10).

Dua percobaan di antaranya berakhir sial karena membentur tiang gawang dari tendangan Lautaro dan Federico Dimarco.

Anak asuhnya dikritik karena cenderung sombong dan terlalu berambisi untuk menunjukkan gaya permainan cantik.

Mereka justru melupakan cara bermain sederhana dan efektif guna mencetak gol di saat lawan bermain solid dan rapat mencegah kebobolan.

"Kami kurang segar dibandingkan mereka," kata Chivu, dikutip BolaSport.com dari Sportmediaset.

"Kami tidak memiliki pendekatan yang baik."

"Kami seharusnya melakukan hal-hal yang lebih sederhana, tetapi terlalu arogan dalam mencari hal-hal yang indah, tapi itulah energinya."

"Kami berusaha membalikkan keadaan, tetapi kami juga kurang beruntung," ujar suksesor Simone Inzaghi.

Meski demikian, Chivu tetap memetik sisi positif dari permainan Lautaro dkk.

Apalagi, dia baru menangani tim ini selama tiga pekan setelah dilantik pada 9 Juni lalu.

"Saya juga akan mengambil hal-hal baik yang dilakukan dalam turnamen ini," lanjutnya.

"Para pemain muda, pemain baru... Kita harus melihat sisi positifnya."

"Kami berusaha sebaik mungkin meskipun menghadapi kesulitan selama musim yang panjang," ucap pria 44 tahun.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran di Whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved