Berita Bondowoso

Belajar Ilmu Bertahan Hidup di Alam Liar, Anggota BPBD Bondowoso Doyan Makan Dedaunan di Hutan

Lelaki kelahiran 1988 yang akrab disapa Ziker ini dijuluki “pemakan segala” oleh rekan-rekannya di BPBD. 

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Sinca Ari Pangistu
PETUGAS BPBD: Zhikr Afuwwun Shabuur, salah satu anggota BPBD Bondowoso yang suka makan dedaunan di Hutan, telah belajar ilmu bertahan hidup sejak SMA melalui ektrakuler pecinta alam. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bondowoso – Tidak semua orang mampu bertahan hidup di alam bebas, terutama tanpa persiapan logistik yang memadai. Namun, bagi Zhikr Afuwwun Shabuur, anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, kondisi ekstrem di tengah hutan justru menjadi ladang praktik untuk mengasah keahlian survival yang ia pelajari sejak masa sekolah.

Lelaki kelahiran 1988 yang akrab disapa Ziker ini dijuluki “pemakan segala” oleh rekan-rekannya di BPBD. 

Setiap kali bertugas ke wilayah hutan, Ziker terbiasa mencoba berbagai dedaunan liar yang ia temui. Meski terdengar ekstrem, kebiasaannya itu menjadi bagian penting dari pengetahuannya mengenai makanan alami yang bisa dikonsumsi manusia.

Baca juga: CFD Hadir Lagi di Jalan A. Yani, Bupati Ipuk: Warga Bisa Healing Sambil Urus KTP dan Jajan Kuliner

“Setiap tumbuhan yang kita temui, pasti saya coba,” ungkapnya saat ditemui TribunJatimTimur.com, Minggu (13/7/2025).

Menurut Ziker, ada beberapa ciri tumbuhan liar yang bisa dijadikan panduan dasar apakah aman dikonsumsi atau tidak. Di antaranya tidak bergetah putih, tidak berbulu, tidak berbau menyengat, warna daun tidak mencolok, dan biasanya juga dimakan oleh hewan liar.

Namun jika daun menimbulkan rasa pahit berlebihan, gatal, panas, atau efek seperti dicekik di tenggorokan, ia menyarankan agar tidak mengonsumsinya.

Pengetahuan dasar ini ia peroleh sejak duduk di bangku SMA Negeri 1 Tenggarang, ketika aktif di organisasi pecinta alam. Ia kemudian memperluas wawasannya melalui literatur daring dan menonton tayangan bertema petualangan.

Baca juga: Prakiraan Cuara Kabupaten Banyuwangi Senin 13 Juli 2025, Ada Berawan Hingga Hujan Ringan

“Saya ikut pecinta alam itu bukan karena suka mendaki, tapi karena ingin belajar cara bertahan hidup di alam bebas,” jelasnya.

Selain mengenali tumbuhan yang bisa dimakan, Ziker juga piawai mencari sumber air di tengah hutan. Misalnya, memanfaatkan akar tanaman Liana, batang pohon pisang, atau memurnikan air yang menggenang.

Meski air genangan sebaiknya dihindari, Ziker menyebut ada teknik darurat yang bisa digunakan jika tidak ada pilihan lain, membakar batu dan mencelupkannya ke dalam air untuk membantu mensterilkan kandungan di dalamnya.

Namun, kemampuan ini bukan tanpa risiko. Ia mengaku pernah mengalami keracunan akibat salah mengidentifikasi daun, terutama saat kondisi fisiknya sedang menurun.

“Alhamdulillah tidak sampai fatal, hanya muntah dan kepala pusing,” kenangnya.

Baca juga: BPBD Bondowoso Salurkan 140 Ribu Liter Air Bersih ke 14 Desa Terdampak Kekeringan

Ziker juga membagikan tips bagi siapa saja yang tersesat di hutan. Hal paling penting adalah tetap tenang dan tidak panik. Hutan-hutan di Indonesia umumnya termasuk hutan basah yang memiliki banyak bahan makanan dan air.

Ia menyarankan untuk menggunakan insting dan logika dalam mencari jalan keluar, seperti mencari jejak rumput yang terlihat sering dipijak manusia, atau mengikuti arah aliran sungai, yang umumnya mengarah ke pemukiman.

“Biasanya tidak ada jalan setapak di hutan, tapi ada rumput yang sering dilalui petani atau pemburu. Itu bisa jadi petunjuk,” katanya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved