Kemacetan Pelabuhan Ketapang

Kemacetan Parah di Jalur Situbondo-Banyuwangi, ASDP Ketapang Minta Maaf

Antrian kendaraan bahkan mencapai kawasan Hutan Baluran, yang terletak di perbatasan Kabupaten Situbondo.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Aflahul Abidin
MACET PARAH - Petugas kepolisian mengatur lalulintas di jalur Situbondo-Banyuwangi, Kamis (4/7/2025).Kemacetan parah ini mulai dari kawasan Pelabuhan Ketapang hingga ke kawasan Hutan Baluran di perbatasan Banyuwangi - Situbondo. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Banyuwangi - Kemacetan panjang hingga 28 kilometer terjadi di jalur Situbondo menuju Banyuwangi, Kamis (24/7/2025). 

Antrian kendaraan bahkan mencapai kawasan Hutan Baluran, yang terletak di perbatasan Kabupaten Situbondo. PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang menyatakan, kondisi ini merupakan dampak langsung dari pembatasan operasional kapal penyeberangan di lintasan Ketapang–Gilimanuk.

Dalam siaran resmi yang diterima media, Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menjelaskan pembatasan dilakukan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tanjung Wangi. Kebijakan ini diterapkan sebagai bentuk peningkatan keselamatan pelayaran pasca insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya pada 2 Juli 2025 lalu.

Baca juga: Urai Kemacetan, Bupati Banyuwangi Ajukan Bantuan Penambahan Kapal di Pelabuhan Ketapang 

“Pembatasan tersebut merupakan langkah mitigasi risiko dan penguatan standar keselamatan di lintasan penyeberangan tersibuk di Indonesia,” ungkap Shelvy.

Melalui surat edaran yang dikeluarkan pada 14 Juli 2025, KSOP mengatur dua kebijakan. Pertama kapal ferry hanya diperbolehkan mengangkut maksimal 75 persen dari kapasitas normal, dan Kapal eks LCT (Landing Craft Tank) tidak diperkenankan mengangkut penumpang, kecuali sopir dan kernet kendaraan.

Akibat kebijakan ini, jumlah kapal yang bisa beroperasi otomatis berkurang. Namun ASDP menyatakan pihaknya bersama instansi terkait terus berupaya mempercepat pergerakan kendaraan agar antrean tidak semakin mengular.

Baca juga: Kisah Sopir Truk Dua Hari-Dua Malam Terjebak Kemacetan Menuju Pelabuhan Ketapang 

“Sebanyak 26 kapal kami operasikan hingga Kamis pukul 11.00 WIB, terdiri dari 19 kapal di dermaga MB, 6 kapal di dermaga LCM, dan 1 kapal perbantuan,” jelas Shelvy.

Namun, untuk kendaraan besar seperti truk kontainer dan tronton, hanya enam kapal di dermaga LCM yang tersedia.

Selain pembatasan operasional, kemacetan juga dipicu oleh lonjakan arus kendaraan logistik menuju Lombok. 

Kendaraan ini memanfaatkan layanan Long Distance Ferry (LDF) dari Pelabuhan Pelindo, yang turut memperberat beban lalu lintas di jalur darat menuju Ketapang.

Baca juga: Kemacetan Parah, Layanan Penyeberangan Truk Tronton di Pelabuhan Ketapang Belum Normal

Untuk meredakan kepadatan, ASDP telah mengoperasikan kapal KMP Portlink VII miliknya dengan sistem Tiba–Bongkar–Berangkat (TBB). 

Selain itu, area parkir di dalam pelabuhan dan di Bulusan juga dioptimalkan sebagai kantong kendaraan, dengan kapasitas mencapai 600 unit.

“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini dan terus melakukan koordinasi intensif dengan KSOP, Ditjen Hubla, kepolisian, serta semua pihak terkait agar layanan segera kembali normal,” tambah Shelvy.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved