Berita Malang

HUT Ke 24 Unitri: Tonggak Regenerasi Kepemimpinan dan Refleksi Pendidikan Tinggi Swasta di Indonesia

HUT ke-24 Unitri: Tonggak Regenerasi Kepemimpinan dan Refleksi Pendidikan Tinggi Swasta di Indonesia

|
Dok Unitri
HARI JADI - Perayaan Hari Jadi Ke - 24 Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, MALANG - Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang resmi menandai perayaan hari jadinya yang ke-24. Dalam perjalanan hampir seperempat abad ini, Unitri telah menunjukkan konsistensinya sebagai salah satu kampus swasta yang cukup diperhitungkan, khususnya di kawasan Malang Raya.

Rektor Unitri, Prof. Eko Handayanto, mengungkapkan bahwa usia 24 tahun adalah titik yang tepat untuk memberikan tongkat estafet kepemimpinan kepada generasi berikutnya. Ia menyampaikan bahwa proses transisi ini bukan sekadar pergantian jabatan, namun juga bagian dari visi jangka panjang Unitri.

“Regenerasi ini sudah mulai kita siapkan. Setelah 24 tahun, sudah saatnya generasi kedua memimpin Unitri,"

"Bukan karena ingin terus menjabat, tapi karena dulu kami masih memegang misi-misi yang belum selesai. Sekarang kami rasa sudah waktunya,” ungkap Prof Eko kepada Tribun Jatim Network, Sabtu (2/8/2025).

Lebih lanjut, Prof. Eko menjelaskan bahwa tahapan penjaringan calon rektor baru sedang berjalan. Ia berharap proses serah terima jabatan dapat diselesaikan sebelum akhir Agustus 2025, agar masa transisi dapat berlangsung secara mulus dan terarah

Memasuki usia ke-24, Unitri telah menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan di antara perguruan tinggi swasta di wilayah Malang Raya. Berdasarkan data pemeringkatan Webometrics, Unitri saat ini berada di peringkat ke-6 dari total 56 PTS di kawasan tersebut.

“Dari sisi jumlah mahasiswa dan kualitas SDM, kita sudah cukup baik. Kami juga menjaring mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia,” jelas Eko.

Keberagaman asal mahasiswa menunjukkan daya tarik Unitri sebagai institusi pendidikan yang inklusif dan terbuka bagi masyarakat dari seluruh penjuru negeri.

Namun demikian, Prof. Eko juga mengakui bahwa tantangan yang dihadapi oleh PTS semakin kompleks, terutama dengan menguatnya eksistensi perguruan tinggi negeri (PTN), khususnya yang berstatus sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH).

“Sekarang PTNBH makin gencar rekrut mahasiswa. Meskipun biaya mereka tinggi, masyarakat tetap mengejar karena status ‘negeri’ masih dianggap lebih baik dari swasta,” ujarnya.

Situasi ini menunjukkan adanya ketimpangan dalam persepsi dan dukungan terhadap PTS. Prof. Eko menyoroti adanya ketidaksetaraan perlakuan antara PTN dan PTS, terutama dalam hal tunjangan bagi dosen.

“Negara belum sepenuhnya berpihak pada swasta. Dosen PTN dapat tunjangan kinerja, dosen swasta tidak.

Padahal 70 persen sarjana di Indonesia itu lulusan PTS. Tapi kami tetap berjuang, memberikan layanan terbaik agar mahasiswa kami bisa bercerita positif ke luar dan menarik lebih banyak lagi yang ingin bergabung dengan Unitri,” tegasnya.

Menatap masa depan, Prof. Eko berharap Unitri dapat terus berkembang dan meningkatkan daya saingnya, baik dengan sesama PTS maupun dengan PTN. Ia menekankan pentingnya penguatan layanan, peningkatan kualitas akademik, serta inovasi dalam menghadapi perubahan cepat di sektor pendidikan tinggi.

Perayaan HUT ke-24 Unitri bukan hanya menjadi ajang refleksi, tetapi juga menjadi titik awal untuk membangun masa depan yang lebih kuat dan adaptif dalam menghadapi tantangan zaman. (*)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved