TRIBUNJATIMUR.COM, Surabaya - Ketua Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) Jawa Timur, Dimas Bagus Kurniawan, sangat menyayangkan adanya pungutan kepada pemain yang akan mengikuti seleksi Pra Pekan Olahraga Nasional (PON) cabang olahraga Futsal Jatim.
"Saya sangat menyangkan hal demikian terjadi. Orang jadi pengurus itu harus punya jiwa pengabdian bukan malah minta iuran," kata Dimas kepada TribunJatimTimur.com, Selasa (11/4/2023).
"Nek ga gelem (kalau tidak mau) pengabdian jangan ada di pengurusan futsal," tegas Dimas.
Pelaksanaan seleksi Pra PON Jatim yang digelar oleh Asosisasi Futsal Provinsi (AFP Jatim), di Surabaya, rencananya akan digelar, 15-16 April 2023.
Ramai menjadi perbincangan seleksi Pra PON yang digelar di Surabaya itu, tiap pemain dikenakan biaya Rp 25.000.
Dalam surat edaran dari Asosiasi Futsal Kota (AFK) Surabaya, pemain yang mengikuti seleksi dikenakan biaya sebesar Rp. 25.000 yang akan digunakan untuk operasional seleksi.
Padahal Jawa Timur disebut menjadi salah satu kiblat futsal nasional. Hanya untuk seleksi Pra PON saja, pemain harus membayar untuk dana operasional yang tidak seberapa.
Apalagi daerah yang menarik "sumbangan" pada pemain untuk biaya operasional itu adalah sekelas Kota Surabaya.
Baca juga: Ramai Seleksi Pra PON Futsal di Surabaya Tiap Pemain Bayar Rp 25.000, Bagaimana di Banyuwangi?
Sementara di daerah lainnya, seperti Banyuwangi tidak memungut biaya apapun pada pemain yang mengikuti seleksi.
Ditambahkan EXCO AFP Jatim, Munir Khan, akan mempelajari kebijakan AFK Surabaya tersebut.
"Kami akan pelajari dulu, mengapa kebijakan itu bisa dikeluarkan, baru kami akan ambil sikap," kata Munir.
Beberapa klub juga menyayangkan keputusan AFK Surabaya yang memungut biaya pada pemain.
Seperti Penanggung Jawab Sekolah Futsal Surabaya (SFS) Robert Nepa Seno mempertanyakan kebijakan tersebut.
"Ini cukup aneh dan agak memalukan, ada biaya untuk setiap pemain sebesar Rp 25.000. Tapi ya mau bagaimana lagi, kami tetap akan mengirim pemain, dan tak ingin menutup kesempatan pemain tampil di PON,” ucap Robert Nepa Seno.
Baca juga: Pelunasan Biaya Haji Reguler Mulai Dibuka, CJH Lunas Tunda 2020 dan 2022 Cukup Konfirmasi
AFP Jatim sendiri saat ini tengah menyiapkan tim yang tampil di Pra PON Aceh Sumatera Utara 2024 mendatang.
Selain Surabaya, seleksi juga digelar di lima daerah lainnya termasuk Banyuwangi, yang telah digelar di Scudeto Futsal Banyuwangi, pada 18-19 Maret lalu.
Daerah lainnya adalah Pamekasan, Tulungagung, Magetan dan Bojonegoro. Sementara Kota Surabaya menjadi tempat terakhir pelaksanaan seleksi pemain.
Di Banyuwangi Pelatih Tim Pekan Olahraga Porprov (Porprov) Banyuwangi, Hadi Purwanto mengatakan, tidak ada biaya sama sekali yang dibebankan kepada pemain untuk seleksi Pra PON Jatim.
"Tidak ada sama sekali, bahkan saya juga ikut mendampingi mereka (tim pelatih Pra PON Jatim) untuk menggelar seleksi di Banyuwangi," kata pelatih yang akrab disapa Iwan tersebut.
Baca juga: Rencana Chelsea untuk Hakim Ziyech, Tottenham Hotspur dan PSG Siap Buntuti Gelandang The Blues
Iwan mengatakan terdapat enam pemain tim Porprov Futsal Banyuwangi yang mengikuti seleksi Pra PON.
"Ada enam pemain yang ikut seleksi, dan tidak ada biaya sama sekali ikut seleksi di Banyuwangi," kata Iwan.
Pelatih yang pernah besar di tim Futsal Green Army Surabaya itu mengaku heran ada daerah yang menarik biaya untuk seleksi.
"Ya kasihan pemainnya. Kalau pemain tidak punya uang kan tidak bisa ikut seleksi. Untung di Banyuwangi tidak bayar, kasihan pemain-pemain yang dari desa kalau sampai bayar," tambah Iwan.