TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SURABAYA - Terungkap sosok Sukarnoto, satu di antara 11 orang korban kecelakaan minbus elf tertabrak kereta api (KA) jurusan Banyuwangi-Surabaya di ruas jalur Randuagung-Klakah, Jalur Perlintasan (JPL) 63, KM 139, Dusun Prayuana, Desa Ranu Pakis, Klakah, Lumajang, Jatim, Minggu (19/11/2023) malam.
Ternyata kakek empat cucu itu, bekerja sebagai honorer sopir ambulan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya.
Pekerjaan tersebut ditekuni oleh pria dengan tujuh anak itu, sejak tahun 2014 atau saat lokalisasi Gang Dolly, ditutup secara penuh operasionalisasinya oleh Pemkot Surabaya, kala itu.
Sebagai kompensasi atas hilangnya sejumlah pekerjaan yang berdampingan dengan geliat lokalisasi tersebut, Sukarnoto akhirnya dipekerjakan oleh Dinsos Kota Surabaya.
Adik korban Ramayana mengatakan, kakaknya itu bekerja sebagai sopir mobil ambulans Dinsos Kota Surabaya, sejak sembilan tahun lalu, atau saat penutupan masif prostitusi Gang Dolly, pada tahun 2014.
Dan, kurang setahun lagi, kakaknya itu akan pensiun dari profesinya. Namun, nyatanya, takdir berkata lain.
Sang kakak yang dikenal baik dan ceria itu, ternyata harus lebih dulu perpulang meninggalkan tujuh anak dan empat cucu.
"Iya kerja sopir ambulans sejak penutupan dolly, tahun 2014. Mau pensiun, tahun depan," katanya saat ditemui di depan rumah duka, Senin (20/11/2023).
Disinggung mengenai firasat akan kepergian korban. Perempuan berkerudung biru dongker itu, mengaku sempat mengetahuinya dari salah satu anak dari sang kakak.
Bahwa beberapa hari sebelum kejadian, sang kakak pernah sempat dihalang-halangi oleh sang anak untuk tidak mengikuti perjalanan ke Banyuwangi tersebut.
Sebenarnya, ungkap Ramayana, acara serupa merupakan agenda rutin yang secara berkala dilaksanakan oleh teman korban dan para tetangga.
Selama ini sang kakak tidak pernah mengikuti acara tersebut. Dan, pada Sabtu (18/11/2023) kemarin, sang kakak pertama kali mengikuti acara tersebut, hingga akhirnya menemui ajalnya usai kendaraan yang ditumpangi terlibat tabrakan dengan KA.
"Anaknya bilang, bapaknya gak boleh ikut acara itu. Kakak saya ini gak pernah ikut. Cuma kali ini dia bilang; sekali-sekali sekalian rekreasi.
Agenda ini sebenarnya sering. Tapi kakak saya enggak pernah ikut. Cuma kali ini aja, malah kena kejadian ini," pungkasnya.
Baca juga: Kondisi Terkini Sopir Isuzu Elf yang Selamat Dari Maut Usai Ditabrak Kereta Api Probowangi
Hal senada juga disampaikan oleh keponakan korban, Yusak. Bahwa pamannya itu selama ini bekerja sebagai sopir ambulans Dinsos Kota Surabaya, dan diketahui memiliki tujuh anak beserta empat cucu.