Demonstrasi PMII Situbondo

Kecewa Dua Kali Tak Ditemui Dewan, PMII Situbondo Bakar Keranda Mayat Saat Demo di DPRD

Penulis: Izi Hartono
Editor: Haorrahman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para mahasiwa PMII saat membakar keranda mayat di depan kantor DPRD Situbondo

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SITUBONDO -  Puluhan mahasiswa yang tergabung Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Situbondo, menggelar aksi unjuk rasa di kantor DPRD Situbondo, Selasa (05/12/2023).

Mereka turun jalan mendatangi kantor wakil rakyat karena kecewa dua kali rencana audensi bersama komisi III tidak ditemui.

Selain itu mereka juga tersinggung dengan penyataan salah satu anggota komisi III, Andi Handoko saat bertemu di kantor DPRD.

Dalam aksinya sembari membawa poster dan bendera PMII,  puluhan mahasiswa berjalan kaki dari depan GOR Baluran di Jalan Raya PB Sudirman.

Setibanya di perempatan Sarworini, para aktivis mahasiswa melakukan orasi di perempatan jalan.

Selanjutnya dengan pengawalan polisi para mahasiswa melanjutkan  ke kantor DPRD Situbondo.

Baca juga: Lirik Lagu Kisinan 2 dari Masdddho dan Chord Gitar, Viral di TikTok: Koyo-koyo Nduweni Wes Kadung

Aksi unjuk rasa terkait tambang di Situbondo,  para mahasiswa ini membawa keranda mayat. Setibanya di depan kantor DPRD, para mahasiswa langsung berorasi bergantian.

Namun, para mahasiswa tersulut emosi setelah melihat pintu masuk ke kantor deqas dipagari kawat berduri oleh pihak kepolisian.

Bahkan para mahasiswa yang ngotot bertemu wakil rakyat itu sempat marah dan menarik pagar berduri sembari membakar keranda mayat yang bertulisakan "Situbondo Darurat Agraria".

Pada saat situaasi memenas,  beberapa anggota Komisi III menemui para aktivis PMII di jalan raya.

Para wakil rakyat mengajak perwakilan mahasiswa, untuk masuk ke gedung dewan dan bertemu dengan sejumlah OPD sesuai permintaan mahasiwa.

Baca juga: Nantikan Penampilan Lyodra, Mahalini, Rizky Febian, dan JKT48 di TV Show Shopee 12.12 Birthday Sale!

Sayangnya keinginan baik anggota dewan ditolak dan mengajak diskusi di jalan raya.

Ada tiga orang anggota yang menemui para mahasisswa pergerakan itu, diantaranya Johantono, Andi Handoko dan H Badri.

Ketua Umum PMII Cabang Situbondo, Muhammad Faizi mengatakan, sebenarmya  dirinya hanya ingin beraudensi dengan anggota DPRD, namun dari dua kali agenda audensi selalu ditolak.

"Sekarang kami ingin minta data pertambangan yang ada di Situbondo, ternyata yang dikirim hanya 15 perusahaan tambang," ujarnya.

Padahal, kata Muhammad  Faizi, berdasarkan data yang dipegang ada sebanyak 65 perusahaan tambang yang tersebar di Kabupaten Stubondo.

"Tapi data dari DPRD hanya 15 perusahaa. Tambang," katanya.

Baca juga: Qari asal Jember Dipanggil Kemenag RI untuk Kejuaraan MTQ Internasional di Iran

Dengan aksi ini, lanjutnya, dirinya berharap dan akan mengawal menuntaskan pertambangan ilegal yang ada di Situbondo.

"Artinya bukan melegalkan pertambangan ilegal. Akan tetapi bukan menolak dan harus melegalkan pertambangan sesuai dengan regulasinya," jelasnya.

Saat ditanya terkait kekecewaan terhadap salah satu anggota dewan, Faizi mengatakan, memang penyataan atau statmen anggota dewan itu yang menimbulkan rasa sakit hati.

Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Situbondo, Johantono mengatakan, aspirasi teman PMII itu, muaranya untuk kepentingan masyarakat secara umum, terkait operasi pertambangan di Kabupaten Situbondo.

"Kita sebenarnya punya satu misi, cita-cita dan ikhtiar yang sama, bagaimana aktivitas pertambangan di Situbondo tidak merusak lingkungan," kata Johantono.

Politisi PKB ini berharap apa yang menjadi dugaan PMII dengan adanya tambang ilegal yang harus ditindak lanjuti, sehingga tidak ada lagi aktivitas ilegal di Situbondo.

Baca juga: Al Quran Mini Utuh Saat Kebakaran Pasar Leces Probolinggo

"Saya kira ini menjadi dorongan kita di DPRD, bagaimana pengusaha pertambangan di Situbondo aman dan nyaman," ujarnya.

Dikonfirnasi terpisah, Sekretaris Komisi III, Andi Handoko  membantah dan tidak merasa begitu terhadap PC PMII, melainkan hanya meminta pendamping komisi untuk menundanya karena banyak teman anggota yang ada kegiatan di luar.

"Waktu itu yang mentukan bukan saya, komisi dan DPRD, akan tetapi yang menentukan teman PMII. Saya hanya minta ditunda," kata anggota dewan yang juga  ketua DPC PDIP Situbondo.

(Izi Hartono/TribunJatimTimur.com)