Ekonomi Bisnis

ANJ Lewat PT GMIT, Produsen Edamame Asal Jember  Terus Merambah Pasar Internasional

Editor: Sri Wahyunik
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja memanen edamame dari lahan milik petani mitra PT GMIT di Ajung, Jember, Rabu (17/1/2024)

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER -  Komoditas edamame dari Jember terus tumbuh dan merangsek ke pasar, baik pasar luar negeri maupun domestik.

Salah satu produsen kedelai edamame, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ), lewat anak usahanya yang berkantor di Jember, PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT), terus melakukan penetrasi pasar untuk memenuhi permintaan pasar internasional dan domestik ini.

Sejak pertengahan Tahun 2023 lalu, PT GMIT mulai melakukan penetrasi pasar India untuk produk edamame beku siap santap.

"Kami bangga dapat mengeskpor edamame ke India. Langkah besar ini bukanlah yang pertama kali. Karena di Tahun 2021, kami juga memulai ekspor edamame beku ke Jepang. Ini membuktikan kualitas produk kami mampu memenuhi persyaratan ketat pasar internasional," ujar Direktur Utama PT GMIT Imam Wahyudi dalam rilis, Rabu (17/1/2024).

GMIT, perusahaan berkantor di Jember, yang dulunya dikenal sebagai perusahaan yang bergerak di sektor tembakau, kini beralih ke sektor pangan berbasis agribisnis. Edamame, menjadi produk andalan GMIT yang dipasarkan ke pasar internasional sejak 2021.

Ada edamame beku, juga edamame kupas atau mukimami, yang dipasarkan. Jepang, masih menjadi negara favorit tujuan ekspor edamame.

Selain Jepang, GMIT mulai melakukan penetrasi pasar ke beberapa negara, seperti India, Singapura, Malaysia, juga beberapa negara di Timur Tengah.

"Beberapa negara di Timur Tengah antara lain Oman. Dan kami juga menjajaki Uni Emirat Arab, juga Arab Saudi," imbuh Head Business Support PT GMIT Rahmad Hidayat Yusuf, Rabu (17/1/2024)

Dalam perbincangan dengan TribunJatimTimur.com, Hidayat menuturkan, edamame GMIT berani memasuki pasar internasional, karena diproduksi dengan standar internasional.

"Kami menerapkan pengawasan sangat ketat, seperti pengawasan memakai X-ray untuk mendeteksi ada ya logam berbahaya, juga menerapkan invidual quick freezing (IQF) dengan kapasitass 3 ton per jam. Belum lagi juga ada sertifikat halal dari MUI, juga sertifikat BPOM," lanjut Hidayat.

Pabrik pembekuan GMIT bisa mencapai 6.000 ton edamame per tahun. Sedangkan luas lahan yang ditanami Tahun 2024 mencapai 748 hektare.

Dengan luas lahan tersebut, diharapkan mampu membuka pasar internasional baru. "Ke depan kami akan melakukan penetrasi pasar ke Eropa, dan Timur Tengah," tegas Hidayat.

Baca juga: Pelebaran Jalan di JPL 43 Ranuyoso Mulai Dikerjakan, Satlantas Minta Pengerjaan Malam Hari

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Sri Wahyunik/TribunJatimTimur.com)