Ramadan 2024

Tradisi Ritukan, Ribuan Orang di Ujungpangkah Gresik Bangunkan Sahur 10 Malam Terakhir

Editor: Haorrahman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tradisi Ritukan di Ujungpangkah, Gresik.

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, GRESIK - Tradisi di 10 malam hari terakhir bulan ramadan di Kabupaten Gresik cukup banyak dan menyedot antusias warga. Salah satunya adalah Ritukan di wilayah Kecamatan Ujungpangkah, Gresik. Tradisi membangunkan sahur mirip dengan karnaval yang biasa dilihat saat bulan Agustus lalu.

Menjelang sahur ramadhan Di beberapa Desa di Kecamatan Ujungpangkah, seperti Desa Pangkah wetan, pangkah kulon, Banyuurip dan desa yang lain. Dipenuhi warga.

Tradisi membangunkan sahur warga untuk makan sahur. Adalah Ritukan menjadi salah satu nama khas dan tradisional dalam membangunkan makan sahur. Istilah ritukan sekarang ini adalah Patrol yakni membangunkan warga dengan alat atau media bambu, kentongan, alat bekas kaleng, jedoran, dan jidor.

Berjalanya waktu dalam membangunkan warga untuk santap sahur di Kecamatan Ujungpangkah di pesisir Gresik utara ada pergeseran budaya perubahan. Saat ini membangunkan warga sahur yakni dengan menggunakan Sound System atau pengeras suara yang gemblegar dengan peserta ratusan.

Baca juga: Truk Dilarang Lewati Jalan Nasional Lumajang, Lonjakan Pemudik Diprediksi Mendekati Idul Fitri

Ketika memasuki pukul 00,00 wib parade sound system itu mulai keluar satu persatu. Membelah suasana malam dengan hawa dingin yang merasuk ke tubuh ratusan warga, sudah menunggu di tepian jalan, ada pula yang nangkring di atap atap rumah, memanjat pohon, ada juga yang berdiri diatas sepeda motor dan mobil pikap sambil berdiri agar asyik menikmati parade musiman tahunan ini.

Selama sekitar tiga jam jalanan beraspal penghubung Desa satu dengan desa lain mulai ramai sound dengan pengeras suara yang ditumpuk di mobil pikap sehingga suaranya menggelegar.

Kades Pangkahwetan Syaifullah Mahdi mengatakan, tradisi patrol di Ujungpangkah ini sudah ada sejak lama bahkan sejak dirinya masih kecil.

Baca juga: Potensi Bek PSIS Semarang Jadi Rebutan Persib Bandung dan Persija, Malut United Ikut Bersaing

"Saya sendiri tidak bisa membayangkan dilakukan tengah malam sampai dini hari, yang datang sampai segitu ratusan bahkan ribuan orang," ujarnya.

Diakuinya, dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami pergeseran perubahan. Masyarakat semakin antusias. Kegiatan itu juga bukan merupakan inisiasi desa tapi, dari beberapa kelompok atau komunitas masyarakat itu sendiri.

"Semoga patrol atau ritukan di Ujungpangkah ini menjadi bagian ritual budaya yang positif dengan penuh edukasi menjadi hiburan dan kemanfaatan bagi warga masyarakat untuk diingatkan jelang makan sahur dan yang penting suasana aman serta terkendali," tutupnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran di Whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(Willy Abraham/TribunJatimTimur.com)