TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Probolinggo - Tersangka pembunuhan nenek, Nur Halima (65) warga Desa Bremi, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, Budiono, menyebut alasan dirinya keluar dari tempat persembunyiannya karena lapar.
Saat ditemui di ruang Unit Pidana Umum (Pidum) Satreskrim Polres Probolinggo, Budiono mengaku, alasan dirinya keluar dari tempat persembunyian dikarenakan kelaparan dan kebingungan mencari makanan.
"Saya menyerahkan diri karena sudah tidak ada yang mau dimakan lagi. Selama kabur, saya hanya makan buah-buahan liar di hutan yang dahannya berduri dan tidak terlalu tinggi dahannya dan tidur di dalam pohon," kata Budiono, Rabu (12/6/2024).
Tak hanya itu, Budiono juga mengaku dirinya sudah dalam keadaan gelap mata dan emosi terhadap korban setelah dirinya dituduh mencuri pisang satu tandan dan juga menebang pohon pisang milik korban.
Baca juga: Manuver Enzo Maresca di Bursa Transfer, Lirik Eks Anak Didik Sebagai Pengganti Gelandang Chelsea
"Gelap mata say, karena saya disangka mencuri pisang satu tandan. Saya juga tidak sadar berapa kali membacok korban dan saya tidak langsung menyerahkan diri karena takut," ungkap Budiono.
"Saya merasa sangat menyesal pak, memang saat itu (Pembunuhan) saya sangat emosi pak. Kalau pas bacok itu saya bacoknya pakai celurit saya sendiri," katanya.
Korban ditemukan tewas di dalam rumahnya pada Rabu (5/6/2024). Di tubuh korban, ditemukan sejumlah luka sabetan senjata tajam.
Setelah membacok korban, pelaku melarikan diri di hutan.
Budiono akhirnya tertangkap, setelah menyerahkan diri pada Rabu (12/6/2024) sekitar pukul 9.00 WIB setelah dibujuk oleh tetangganya yang berpapasan di jalan. Kemudian, diantar ke Polsek Krucil.
(Ahsan Faradisi/TribunJatimTimur.com)