Kondisi ini kerap dialami oleh para penderita gangguan kepribadian obsesif kompulsif.
Tak hanya bagi si hoarder saja, anggota keluarga lain yang tinggal serumah dengannya juga bisa ikut terdampak, misalnya marah dan frustrasi dengan apa yang dilakukan hoarder.
Selain itu, konflik dalam keluarga, seperti perceraian dan perkembangan anak yang terganggu mungkin juga terjadi pada keluarga dengan Hoarding Disorder.
Gejala-Gejala Hoarding Disorder
Hoarding Disorder ditandai dengan beragam gejala, di antaranya:
Tak hanya barang, penderita hoardingĀ disorder juga bisa mengumpulkan hewan yang terlantar, tetapi tidak mengurusnya dengan benar.
Penyebab Hoarding Disorder
Penyebab Hoarding Disorder sebenarnya belum diketahui secara pasti.
Namun, seseorang yang memiliki anggota keluarga yang juga menderita Hoarding Disorder atau pernah mengalami musibah dan peristiwa traumatis, seperti ditinggal orang yang dicintai, dikatakan lebih berisiko mengalami kondisi ini.
Selain itu, Hoarding Disorder juga sering dikaitkan dengan kondisi-kondisi lain, seperti:
Kapan Perlu ke Dokter?
Dilansir dari Mayo Clinic, Hoarding Disorder berbeda dengan hobi koleksi barang.
Penderita yang mengalami gangguan kesehatan mental ini cenderung menyimpan barang yang tidak berguna sehingga akan membahayakan kesehatan jika terus menumpuk.
Penderita Hoarding Disorder kerap tak bahwa dirinya mengidap gangguan mental ini sehingga cenderung tidak ingin mencari bantuan medis.
Untuk itu, jika kamu menyadari bahwa ada orang terdekat memiliki gejala Hoarding Disorder, termasuk keluarga, disarankan untuk segera mencari bantuan medis.
Dengan begitu, gejala yang muncul bisa dikontrol dengan melakukan pengobatan serta perawatan yang diperlukan sehingga tak menyebabkan kondisi yang lebih parah
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran di Whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)