Sementara Bhayangkara FC yang dipastikan lolos justru menderita kekalahan dari tamunya PSKC Cimahi di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat.
Kekalahan diderita setelah Bhayangkara FC menurunkan skuad pelapisnya kontra PSKC Cimahi.
Dengan kata lain, secara mentalitas permainan, anak asuh Erwan Hendarwanto berada di atas angin ketimbang Bhayangkara FC pimpinan Gomes de Oliviera.
Ketiga dan juga aspek mengejutkan pertama yakni keunggulan PSIM Yogyakarta di lini depan.
Di mana, lini depan PSIM Yogyakarta terutama predator mereka lebih agresif ketimbang Bhayangkara FC.
Bahkan, tak bisa dipungkiri, faktor utama PSIM Yogyakarta begitu menakutkan di musim 2024/2025 karena lini depan mereka.
Di mana, 19 gol dari 20 pertandingan dicatatkan oleh Rafinha baik di babak penyisihan grup maupun 8 besar.
Dengan rincian, 12 gol dari 15 laga dan 1160 menit bermain dicatatkan di babak penyisihan grup.
Atau separuh dari total gol PSIM Yogyakarta yakni 28 gol dicatatkan oleh Rafinha.
Sementara di babak 8 besar, Rafinha sukses bukukan 7 gol dari 6 pertandingan dan 444 menit bermain.
Sementara itu, di kubu Bhayangkara FC, predator mereka ada pada diri Ilija Spasojevic.
Ilija Spasojevic jadi top skor internal Bhayangkara FC.
Di babak penyisihan grup, pemain naturalisasi Timnas Indonesia itu sukses catatkan 7 gol dan 3 assist.
Sedangkan di babak 8 besar, pemain gaek berusia 37 tahun itu baru catatkan 1 gol dari 5 pertandingan dengan total 1113 menit bermain.
Catatan yang terlampau jauh dengan torehan yang dimiliki oleh striker PSIM Yogyakarta Rafinha.