Kisah Inspiratif

Miss Grand Canada 2025 Pesan Kostum Buatan Desainer asal Desa Koncer Bondowoso

Desainer muda Bondowoso, Heri Fari, membuat kostum yang dipakai Miss Grand Canada 2025 di ajang Miss Grand International di Thailand.

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Haorrahman
Heri Fari
MENDUNIAL Heri Fari, perancang busana nasional kostum saat bersama Layanna Robinson yang mengenakan rancangannya di ajang Miss Grand Internasional 2025 ke-13 yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand pada 18 Oktober 2025 lalu. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bondowoso - Kostum buatan desainer muda asal Desa Koncer, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso dipakai Miss Grand Canada 2025, untuk ajang Miss Grand International 2025, di Bangkok, Thailand, 18 Oktober 2025 lalu.

Desainer muda itu adalah Heri Fari.  Ditemui TribunJatimTimur.com, Minggu malam (26/10/2025), Heri baru saja pulang dari Thailand usai mendampingi Layanna Robinson, Miss Grand Canada 2025, yang tampil mengenakan karyanya.

“Saya berangkat ke Thailand pada 8 Oktober 2025 mendampingi Miss Canada tampil di final Miss Grand International,” ujar Heri.

Baca juga: Hujan Deras dan Angin Kencang di Bondowoso, Pohon Tumbang Timpa Rumah, Listrik Sempat Padam

Pria berusia 27 tahun itu menceritakan, awalnya perkenalanan dengan Layanna berawal dari media sosial. Heri aktif memamerkan karyanya di akun Instagram @herifarifashionart. 

Salah satu desain kostum nasional Kanada yang dia buat bersama Indonesia Costume Industry (ICI) pada 2024 lalu mendapat perhatian dari Layanna Robinson.

“Miss Canada sendiri yang menghubungi saya lewat DM Instagram pada pertengahan September 2025,” jelas Heri.

Layanna kemudian meminta Heri untuk merancang kostum nasional bertema “Snowflake” atau butiran salju. 

Sebelum membuat desain akhir, Heri riset mendalam dengan browsing, membaca literatur, dan mempelajari bentuk salju dari berbagai referensi visual.

Baca juga: Bupati Bondowoso Salut Konsistensi Banyuwangi Gelar Gandrung Sewu 

Snowflake dengan Teknologi Cahaya

Akhirnya Heri memilih bahan Spons Eva agar kostum tetap ringan saat dikenakan. 

Untuk menampilkan efek berkilau, dia menambahkan hologram sprinkle dan sistem pencahayaan dari dua baterai serta power bank.

“Agar saljunya terlihat bercahaya, saya pasang lampu kecil di beberapa bagian kostum,” ungkap Heri.

Selain desain dan teknologi, Heri juga memikirkan efisiensi dalam pengemasan. Ukuran kostum yang besar membuatnya perlu strategi agar mudah dibawa dalam penerbangan.

Proses pengerjaan kostum dimulai pada 27 September 2025 selesai dalam waktu sekitar satu minggu. Heri dibantu oleh lima saudara, beberapa warga sekitar, serta tiga siswa magang dari SMK Negeri 1 Tamanan.

Baca juga: Kurangi Pencemaran, Pelajar dan Pegiat Lingkungan Tuang Eco Enzyme ke Sungai Bondowoso

Awal Karir 

Pria kelahiran 4 Januari 1997 itu dan sejak sekolah di SMK Negeri 2 Bondowoso sudah menunjukkan minat besar di dunia desain. 

Dia belajar teknik menjahit, kombinasi warna, dan modelling. Heri juga sering mengikuti berbagai lomba desain dan pernah meraih juara 1 di ajang tingkat provinsi di Surabaya.

Setelah lulus pada 2015, Heri tidak melanjutkan kuliah. Dia membuka usaha jahit sendiri bermodal satu mesin jahit bekas seharga Rp 750 ribu yang dibelikan orang tuanya.

“Pesanan pertama saya dari wali kelas SMK, Bu Kanti Lestari. Dari situ pesanan mulai datang dari guru-guru lain,” kenangnya.

Perlahan, Heri melebarkan sayap dengan bergabung bersama Jember Fashion Carnival dan Indonesia Costume Industry (ICI). 

Baca juga: Kurangi Pencemaran, Pelajar dan Pegiat Lingkungan Tuang Eco Enzyme ke Sungai Bondowoso

Dia juga terlibat dalam pembuatan berbagai kostum nasional, termasuk untuk ajang Miss Planet International Kamboja 2024 dan Miss Grand Canada 2023–2024.

Kini, harga desain kostum Heri bisa mencapai sekitar 1.000 dolar AS atau belasan juta rupiah.

“Alhamdulillah, sekarang karya saya sudah digunakan di panggung internasional,” ucapnya.

Meski sukses di level internasional, Heri tetap ingin berkontribusi untuk Bondowoso. 

Baca juga: Tabrakan Dua Motor di Jalan Raya Bondowoso–Jember, Seorang Petani Tewas 

Dia berencana membuka sekolah modeling di Bondowoso pada tahun 2026, sebagai wadah bagi anak muda berbakat di bidang fashion dan model.

“Banyak talenta di Bondowoso yang perlu wadah untuk berkembang. Mudah-mudahan tahun 2026 bisa terwujud,” tutupnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved