Kisah Inspiratif
Dorongan Merawat Ayah, Antarkan Qorry Mengabdi Jadi Guru Anak Berkebutuhan Khusus Selama 19 Tahun
Kisah perjalanan Qorry seorang guru SLB di Bondowoso yang 19 tahun mengabdi mendidik anak berkebutuhan khusus dengan penuh keikhlasan.
Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bondowoso - Bagi Qorry Nurul Hidayah tidak pernah ada di bayangannya menjadi guru bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Namun jalan kehidupan membuat alumni Teknik Sipil Universitas Jember itu, selama 19 tahun menikmati menjadi guru bagi anak-anak spesial itu.
Perempuan asal Desa Kembang, Kecamatan Bondowoso, ini pertama kali mengajar di SMA Luar Biasa (SMALB) pada 2006. Saat itu, dia sedang mencari pekerjaan dengan jam kerja fleksibel, agar bisa mendampingi sang ayah yang saat itu sakit.
“Dapat info, ada lowongan sebagai guru di SMA LB. Sukwan (guru sukarelawan/honorer) waktu itu saya ambil akhirnya,” kenang Qorry, Selasa (9/9/2025).
Awalnya, Qorry sempat ragu karena latar belakang pendidikannya tidak sejalan dengan dunia pendidikan luar biasa. Apalagi saat itu, Qorry juga telah bekerja sebagai kontraktor.
Baca juga: Wine Cascara, Wine Buatan Anak Bondowoso dari Kulit Kopi dengan Rasa yang Unik
Namun demi merawat orang tua, wanita yang kini berusia 42 tahun itu menanggalkan profesinya sebagai kontraktor dan memilih menjadi guru sukwan di SMALB Pancoran, Bondowoso.
Tidak ada bekal kemampuan khusus. Dia juga tak mengerti dasar bahasa isyarat. Justru Qorry belajar langsung dari para muridnya.
Dia juga menambah pengetahuan melalui buku hingga akhirnya mahir berkomunikasi.
“Awalnya learning by doing setiap hari ketemu anak-anak,” ujarnya.
Baca juga: Perajang Adu Keterampilan Olah Tembakau Halus di Festival Tembakau Bondowoso 2025
Jatuh Hati pada Dunia Pendidikan ABK
Semakin lama mengajar, Qorry justru kian mencintai profesinya. Dia merasa banyak belajar dari murid-muridnya yang penuh keterbatasan namun kaya makna hidup.
Karena itulah, dia memutuskan melanjutkan studi di bidang Pendidikan Luar Biasa (PLB), mulai dari S1 hingga S2 di Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Kini statusnya sudah beralih dari guru honorer menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Baca juga: Kisah Inspiratif Eks ODGJ di Bondowoso, Sukses Rintis Usaha Barbershop, Bahkan Bangun Rumah Sendiri
Tantangan Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus
Menurut Qorry, mengajar anak disabilitas bukan pekerjaan mudah. Selain harus menyesuaikan kurikulum umum dengan kurikulum khusus, guru juga perlu memberikan program tambahan, seperti orientasi mobilitas, sosial, dan komunikasi (OMSK) untuk siswa dengan hambatan penglihatan.
Tantangan terbesar muncul ketika mengajar murid dengan lebih dari satu disabilitas, misalnya anak tuna rungu sekaligus tuna grahita.
“Itu mengajarnya harus ekstra,” ungkapnya.
Namun Qorry mengaku selalu bahagia. Baginya, setiap hari bersama siswa adalah kesempatan untuk belajar kesabaran dan rasa syukur.
guru SLB Bondowoso
kisah inspiratif guru ABK
pendidikan anak berkebutuhan khusus
Qorry Nurul Hidayah
pengalaman guru disabilitas
TribunJatimTimur.com
| Miss Grand Canada 2025 Pesan Kostum Buatan Desainer asal Desa Koncer Bondowoso |
|
|---|
| Kisah Ketua HIPMI Bondowoso, Resign dari Pegawai Bank dan Sukses Jualan Susu Kedelai |
|
|---|
| Kisah Inspiratif Eks ODGJ di Bondowoso, Sukses Rintis Usaha Barbershop, Bahkan Bangun Rumah Sendiri |
|
|---|
| Dari Atlet Voli Jadi “Raja Domba”, Kisah Muhammad Salim Sukses Beternak 8.600 Kambing di Jember |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim-timur/foto/bank/originals/PENERJEMAH-BAHASA-Qorry-Nurul-Hidayah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.