Gempa Bumi

PVMBG Sebut Gempa Jember Tak Ada Kaitannya dengan Erupsi Semeru

Gempa berkekuatan 6,2 skala magnitudo yang terjadi di wilayah Jember, tidak ada kaitannya dengan peristiwa erupsi Gunung Semeru.

Editor: Haorrahman
tribunjatimtimur.com/erwin wicaksono
Kepala PVMBG, Hendra Gunawan 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Lumajang-Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memastikan gempa berkekuatan 6,2 skala magnitudo yang terjadi di wilayah Jember, tidak ada kaitannya dengan peristiwa erupsi Gunung Semeru.

PVMBG menganalisa jika erupsi Gunung Semeru merupakan fenomena aktivitas vulkanis, sedangkan gempa Jember bagian dari aktivitas tektonik.

Kepala PVMBG, Hendra Gunawan menjelaskan pusat pusat gempa berada di 284 km barat daya Jember. Alhasil, jarak tersebut sangat jauh dengan Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Lumajang.

"Tidak, itu gempa jauh pusatnya di laut. Namun memang kerasa sampai di sini. Tapi tidak ada kaitannya," ujar Hendra ketika ditemui di Pos Pantau Gunung Semeru, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang pada Selasa (6/12/2022).

Kendati menampakkan sejumlah aktivitas fluktuatif, Hendra memastikan, ritme aktivitas vulkanis Gunung Semeru saat ini cenderung menurun.

"Gunungnya menunjukkan ritme penurunan. Namun masih ada aktivitas vulkanis. Tercatat dua kali awan panas berjarak 2 kilometer. Kemudian letusan dan guguran lava sejauh 600 meter," ungkap Hendra.

Usai erupsi, PVMBG mewaspadai ancaman lahar dingin yang bisa saja menerjang lereng Gunung Semeru. Curah hujan tinggi meningkatkan resiko terjadinya lahar dingin.

"Walaupun cenderung menurun, dampak pasca erupsi harus diwaspadai. Lahar tergantung pada hujan ke depan, masih menunggu curah hujan seperti apa," jelasnya.

Guna memaksimalkan pemantauan dampak erupsi Semeru, PVMBG akan menggunakan drone. Penggunaan alat tersebut dilakukan untuk meminimalisir resiko.

"Kami akan menurunkan tim melakukan pemantauan dengan menggunakan drone, karena banyak area masuk dalam zona merah. Serta penambahan alat GPS untuk mengetahui pergerakan dari dalam tanah," tutur Hendra.

Sementara itu, PVMBG memperkirakan jika jumlah material vulkanis Gunung Semeru mencapai lebih dari 10 juta meter kubik.

"Berdasarkan pengalaman pemantauan, satu aliran sungai secara umum 13 juta meter kubik," prediksinya.

Berkaca dari peristiwa erupsi Gunung Semeru pada Desember 2021 lalu, PVMB menduga kuat dampak erupsi meluas dari sebelumnya. Saat ini zona merah ditetapkan sejauh 19 kilometer dari puncak Semeru.

"Ada kemungkinan melebar namun itu tidak kita inginkan. Bila volumenya cukup besar dan ada material sebelumnya, berarti ada kemungkinan meluas. Maka dari itu masyarakat tidak diperkenankan beraktivitas di zona merah," sebutnya.

Terakhir, Hendra menganalisa jika Semeru belum menunjukkan aktivitas gempa vulkanis.

"Potensi gempa vulkanis belum ada. Hanya ada gempa letusan saja," tutupnya.

(M. Erwin Wicaksono/TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved