Erupsi Semeru

Status Gunung Semeru Kembali Turun Jadi Level III Siaga, Begini Sikap Pemkab Lumajang

Gunung Semeru turun status, kini kembali menjadi Siaga (Level III) dari Awas (Level IV) per 9 Desember 2022

Editor: Sri Wahyunik
Surya Malang/Purwanto
Foto Gunung Semeru, Jawa Timur, saat berstatus Awas (Level IV) 5 Desember 2022 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Lumajang - Status Gunung Semeru turun dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga) per 9 Desember 2022 Pukul 12.00 WIB.

Menanggapi hal tersebut, Pemkab Lumajang akan memasifkan penyaluran bantuan hingga benar-benar diterima. Lebih dari 5.000 paket bantuan yang saat ini diterima Pemkab Lumajang dari berbagai pihak.

"Semua akan diteruskan untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak Gunung Semeru. Saat ini pola pengungsian masyarakat saat siang hari pergi bekerja dan malamnya mengungsi," papar Bupati Lumajang, Thoriqul Haq ketika dikonfirmasi, Jumat (9/12/2022).

Cak Thoriq juga mempersilakan bagi warga terdampak erupsi Semeru yang tinggal di Hunian Tetap bisa membawa pulang bantuan ke rumah masing-masing.

"Nanti yang sudah masuk hunian tetap, bisa mengambil bantuan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya," pesannya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Patria Dwi Hastiadi memperingatkan jika potensi bahaya aktivitas vulkanis Gunung Semeru tetap harus diwaspadai.

“Beberapa kali terekam tetapi potensi terjadi APG yang lebih besar masih memerlukan akumulasi waktu cukup lama jadi pertimbangan mungkin penurunan status Level IV Awas menjadi Level III Siaga," bebernya.

Menurut Patria, potensi kemunculan gempa-gempa vulkanik dan deformasi yang berkaitan dengan proses supply magma ke permukaan (Gempa Low Frequency, Tremor, Tiltmeter dan GPS) masih bisa saja terjadi.

Patria menambahkan, dalam tingkat aktivitas Level III (SIAGA), direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan dan Kali Lanang sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas di sungai dan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

"Rekomendasi tentu tetap pada radius 13 km sepanjang aliran tidak ada aktivitas 500 meter kanan kiri sungai tidak ada aktivitas masyarakat," pungkasnya.

 

(M Erwin Wicaksono/TribunJatimTimur.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved