Berita Lumajang
Oknum Kiai Cabul di Lumajang Akui Lecehkan Tiga Orang Santrinya, Semuanya Masih Anak
Perbuatan cabul kiai di Lumajang terungkap dari pengakuan santri yang enggan kembali ke Ponpes tersebut
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Lumajang - Pengasuh salah satu ponpes di Lumajang berinisial FN mengakui telah melakukan pelecehan seksual terhadap tiga orang santrinya yang masih di bawah umur. Pengakuan tersebut diucapkannya saat persidangan beragendakan pembacaan putusan atau vonis di Pengadilan Negeri Lumajang, Selasa (20/12/2022).
"Terdakwa terbukti melakukan pelecehan terhadap santrinya. Sebagaimana yang disangkakan pada pasal 82 UU Perlindungan Anak. Korban terdapat 3 orang di bawah umur. Sebagian diakui, sebagian tidak. Tapi pada prinsipnya yang bersangkutan mengakui jika ada dan terjadi pelecehan seksual. Cuman kronologisnya ada yang berbeda," ujar Kepala Seksi Pidana Umum Kejaksaan Negeri Lumajang, Mirzantio Erdinanda ketika dikonfirmasi, Rabu (21/12/2022).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, heboh kabar kasus pengasuh ponpes di Lumajang diduga cabuli tiga santrinya terjadi pada Mei 2022. Bahkan warga Kecamatan Kedungjajang, Lumajang, menggeruduk Ponpes yang diasuh kiai tersebut.
Bahkan ada yang melempari rumah pengasuh Ponpes berinisial FN dengan batu. Amukan massa ini mengakibatkan jendela kaca rumah FN pecah.
Banyaknya jumlah massa yang datang, membuat seluruh penghuni ponpes ketakutan.
Amukan warga dipicu oleh adanya tiga santri putri di Lumajang mengaku alami pelecehan seksual saat menimba ilmu di sebuah pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Kedungjajang itu.
Tiga korban yang dilecehkan ini semuanya masih berusia di bawah umur atau anak. Mereka adalah L (16), S (14), dan I (13).
Dugaan perbuatan pelecehan seksual ini terjadi sekitar bulan Januari-Maret 2022. Hal tersebut mulai tercium setelah hari libur Lebaran berakhir, kabarnya salah seorang korban enggan kembali ke ponpes.
Sikap santri inilah yang menjadi awal mula dugaan kasus pelecehan seksual tersebut mencuat. Salah seorang korban melaporkan yang dialaminya kepada orang tuanya.
Kabarnya, FN mencabuli para korbannya bermula dari modus meminta pijat dengan iming-iming mendapat berkah.
(M Erwin Wicaksono/TribunJatimTimur.com)